Rabu 08 Apr 2020 14:14 WIB

Membedah Hadits di Balik Lagu Aisyah Istri Rasulullah (2)

Lagu Aisyah Istri Rasulullah menceritakan romantisme Rasulullah dengan Aisyah.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Membedah Hadits di Balik Lagu Aisyah Istri Rasulullah (2)
Foto: Mgrol120
Membedah Hadits di Balik Lagu Aisyah Istri Rasulullah (2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lagu berjudul "Aisyah Istri Rasulullah" tengah booming dan bahkan merajai trending Youtube Indonesia. Banyak penyanyi yang ramai menyanyikan ulang lagu Syakir Daulay itu.

Selain karena musiknya yang enak didengar, pendengarnya dibuat terharu karena lirik-liriknya yang menceritakan tentang kisah romantisme Rasulullah SAW dengan istrinya, Aisyah. Kehidupan rumah tangga Nabi Muhammad SAW dengan istri-istrinya, termasuk Aisyah, menjadi teladan bagi umat Muslim khususnya.

Baca Juga

Sebab, di balik sosok Rasulullah SAW yang tegas dalam menyampaikan ajaran Islam, beliau juga sosok yang sangat menghargai dan menyayangi istrinya. Perilaku lembut dan penyayang Rasulullah SAW sebagian tergambar dalam lirik-lirik lagu tersebut. Kemesraan Rasulullah SAW dan Aisyah dalam lirik lagu itu telah dijelaskan dalam sejumlah hadits, sebagai berikut ini.

Sungguh sweet Nabi mencintamu, hingga Nabi minum di bekas bibirmu

 

Rasulullah SAW pernah mempraktikkan makan sepiring berdua dengan istrinya. Sebuah hadits yang berasal dari Aisyah ra, ia berkata, "Saya dahulu biasa makan his (sejenis bubur) bersama Nabi SAW." (HR. BUkhari).

Hadits lain yang bersumber dari Aisyah juga, "Aku biasa minum dari gelas yang sama ketika haid, lalu Nabi saw mengambil gelas tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat aku meletakkan mulut, lalu beliau minum." (HR. Abdurrazaq dan Said bin Manshur).

Bila marah Nabi kan memanja, mencubit hidungnya

Rasulullah SAW memiliki sikap sabar dan bijaksana dalam menghadapi kemarahan istrinya. Apabila Aisyah marah, Nabi Muhammad SAW tidak lantas memarahinya. Beliau justru memanja sembari memegang hidung Aisyah.

Seperti dinukilkan dalam buku berjudul Santuni Isterimu Sehebat Rasulullah karya Zawiyah Maamur, sikap Rasulullah SAW ini seperti diceritakan dalam hadits oleh Ibnu Sunni. Rasulullah SAW memegang hidung Aisyah sambil bersabda, "Wahai 'Uwaisy (panggilan kecil Aisyah), katakanlah, 'Ya Allah, Rabb Muhammad, ampunilah dosaku, hilangkanlah kemarahan di hatiku dan selamatkanlah aku dari fitnah yang menyesatkan." Hadits ini diriwayatkan al-Daylami dalam al-Firdaws dari Aisyah, dan digolongkan dha'if oleh al-Albani.

Romantisnya cintamu dengan Nabi, dengan baginda kau main lari-lari

Aisyah mengatakan, "Aku keluar bersama Rasulullah SAW (dalam sebuah perjalanan) dan ketika aku masih kurus. Lalu kami berhenti di sebuah tempat perhentian, beliau kemudian berkata kepada para sahabatnya, 'Majulah kalian terlebih dahulu.' Yakni hingga tak seorang pun dari mereka melihat istri beliau dan gerakannya di saat perlombaan. Kemudian beliau berkata kepadaku, 'Kemarilah hingga aku berlomba denganmu.' Lalu beliau berlomba denganku dan aku mampu mendahuluinya."

Di lain kesempatan, Aisyah juga pernah berlomba lari dengan Rasulullah SAW. Saat itu, dalam sebuah perjalanan dan Aisyah dalam keadaan badannya telah gemuk. Saat berhenti di sebuah tempat, seperti biasanya Rasulullah SAW meminta para sahabatnya maju dan berjalan lebih dulu. Lalu, beliau mengajak Aisyah berlomba.

Aisyah berkata, "Bagaimana bisa aku berlomba denganmu wahai Rasulullah, sedangkan aku dalam keadaan seperti ini?" Beliau menjawab, "Engkau pasti bisa." Kemudian beliau lomba bersamanya dan beliau mendahuluinya. Lalu beliau menepuk bahu Aisyah sambil berkata, "Ini balasan dari perlombaan yang dulu." Hadits ini diriwayatkan oleh An-Nasa'i dalam As-Sunan Al Kubra.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement