REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) tak tinggal diam dan terus memperhatikan masyarakat kecil terdampak akibat krisis Covid-19 di daerah perkotaan. Salah satu yang dilakukan ialah dengan program Cash for work.
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS, Irfan Syauqi Beik mengatakan, para sopir bajaj ini adalah satu dari sekian banyak profesi yang terdampak dari krisis Covid-19. Kondisi saat ini membuat sepi penumpang dan pendapatan sopir bajaj menurun.
"Cash for work merupakan salah satu bentuk perhatian BAZNAS terhadap masyarakat atau mustahik yang terdampak dari krisis Covid-19 dan membuat pendapatan mereka sebagai pencari nafkah berkurang," katanya.
Ia menambahkan pada Selasa, (7/4) para sopir bajaj yang biasa mencari nafkah di kawasan Tebet, dan Kampung Melayu bersama BAZNAS melakukan Cash for Work, menyemprotkan cairan disinfektan di sejumlah halte busway di wilayah Jakarta Pusat, diantaranya Halte Jatinegara, Stasiun Jatinegara, Kodim, Pasar Enjo, dan Imigrasi.
"Di tengah krisis seperti sekarang ini, mereka tetap masih peduli kepada masyarakat lainnya. Semoga dengan adanya Cash for Work BAZNAS mampu sedikit meringankan beban mereka di tengah pendapatan profesi mereka yang menurun," kata Irfan.
Kepala BAZNAS Tanggap Bencana (BTB), Dian Mandana Putri mengatakan, program Cash for work yang dikembangkan BAZNAS untuk masyarakat berpforesi rentan, tak hanya dilakukan kepada sopir bajaj saja, beberapa lainnya juga diberdayakan, seperti pengemudi ojek online, angkot, tukang jahit, dan lain sebagainya.
Kegiatannya beragam, salah satunya juga seperti menyalurkan distribusi kebutuhan logistik bagi para tenaga kesehatan yang berjuang dalam tugas penanganan Covid-19.
“BAZNAS akan terus memfokuskan perhatian kepada para mustahik dan masyarakat yang terdampak. Di samping itu, program lainnya dalam bentuk jawaban atas penyebaran virus, BAZNAS terus dilakukan, misalnya dengan mengembangkan Kampung Tanggap Bencana Corona di 107 titik di Indonesia,” kata Dian.