Rabu 08 Apr 2020 14:32 WIB

Pesan Menteri Edhy ke Pengusaha Perikanan: Jangan Ada PHK

KKP sedang mengupayakan hasil perikanan tangkap maupun budidaya bisa terserap pasar

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meminta pelaku usaha perikanan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atas imbas dari adanya pandemi Covid-19. Hal ini Edhy sampaikan saat meninjau aktivitas bongkar muat ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta Utara, Selasa (7/4).

Awalnya, Edhy yang didampingi Dirjen Perikanan Tangkap KKP Zulficar Mochtar tengah berinteraksi dengan para ABK yang sedang menurunkan ikan dari kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan. Edhy meminta ABK tetap menjaga kesehatan, mengenakan masker, dan rutin cuci tangan sebagai upaya terhindar dari Covid-19.

Baca Juga

Setelahnya, Edhy berbincang dengan pelaku usaha yang juga berada di pelabuhan. Saat itu, Edhy meminta pelaku usaha tidak melakukan PHK terhadap pekerja perikanan meski diakuinya situasi ekonomi sedang sulit.

"Tolong jangan ada PHK," ujar Edhy dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Rabu (8/4).

Kata Edhy, KKP sedang mengupayakan hasil perikanan tangkap maupun budidaya bisa terserap pasar sehingga nelayan, pembudidaya; serta pelaku usaha tak rugi dan produksi tetap berjalan. KKP, lanjut Edhy  juga sudah mempermudah izin sektor perikanan tangkap menjadi lebih cepat dan efisien melakui aplikasi sistem informasi izin layanan cepat (Silat).

"Kemudahan izin sudah kami beri, ada aplikasi Silat. Apa lagi yang bisa membantu proses produksi lebih maksimal? Kami siap bantu asal itu tidak menyalahi aturan. Tolong ya jangan ada PHK," harap Edhy.

Menanggapi permintaan tersebut, para pelaku usaha mengiyakan. Salah satu pelaku usaha perikanan, James, mengaku tetap berproduksi sehingga sangat kecil kemungkinan terjadi PHK terhadap para pekerja termasuk ABK. Malah di tengah pandemi Covid-19, kata James, hasil tangkapan cenderung mengalami kenaikan.

"PHK tidak, karena kami tetap berproduksi. Cuma khawatirnya kalau lockdown," ucap James.

Kapal yang bongkar muat ikan sepanjang Selasa (7/4) mencapai 27 unit dengan komoditas diantaranya tuna, cakalang, tongkol, ikan demersal dan cumi. Menurut Kepala PPS Nizam Zachman, Rahmat Irawan, nilai tangkapan ini diperkirakan mencapai Rp 12 miliar.

Rahmat juga mengakui, ikan hasil tangkapan yang masuk PPS Nizam Zachman cenderung meningkat di masa-masa pandemi Covid-19, seiring peningkatan kapal yang berlabuh. Dia menduga dua kemungkinan, yakni menjelang puasa dan berkurangnya isi cold storage milik pelaku usaha.

"Kemungkinan karena menjelang puasa membuat kapal berlomba-lomba kembali pelabuhan untuk bongkar muat. Kemungkinan lain, ada kaitan dengan cold storage. Karena sebelum covid-19, tingkat ekspor cukup tinggi sehingga ada penurunan stok ikan di cold storage," ucap Rahmat.

Rahmat menilai menurunnya jumlah stok di cold storage menjadi angin segar bagi pelaku usaha karena ikan-ikan yang masuk pelabuhan dapat terserap pasar atau dapat disimpan di cold storage sampai ada permintaan.

"Ini membuat harga terjaga. Setidaknya ada margin keuntungan yang didapat," ucap Rahmat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement