REPUBLIKA.CO.ID, CHANDIGARH – Kepolisian India melarang kegiatan yang melibatkan banyak orang seperti diadakan Jamaah Tabligh di Delhi. Kepolisian meminta bantuan ulama untuk melapor jika massa tetap memaksa hadir.
Dilansir dari Times of India pada Rabu, (8/4), ada rencana pengumpulan massa Jamaah Tabligh di Masjid Shab-e-Barat pada 9 April mendatang. Kepolisian meminta jamaah melaksanakan ibadah di rumah masing-masing.
Kepolian juga mengimbau masyarakat Delhi tak menerima massa, misalnya dengan menyediakan tenda. Kepolisian siap merespon cepat jika massa kembali berkumpul di sana. Massa yang memaksa hadir nantinya wajib menjalani protokol karantina 14 hari.
Keinginan massa berkumpul di Masjid Shab-e-Barat memang sulit dihentikan. Polisi disana sudah membubarkan gelombang massa yang tiba lebih dulu. Tapi dikhawatirkan mereka sebenarnya belum kembali ke rumah dan bersiap berkumpul lagi dengan rombongan massa lain.
Sementara itu, Imam Masjid di Manimajra, Maulana Imran sudah menerima imbauan agar melaksanakan ibadah di rumah masing-masing. Ia lalu melanjutkan imbauan itu kepada jamaahnya.
"Kami meminta umat di rumah saja dan berdoa. Semua jamaah sudah diberitahu, termasuk pemudanya untuk mengikuti pedoman pemerintah dalam melawan virus Corona," kata Maulana.
Maulana menekankan segala langkah pencegahan Corona jadi yang terpenting sekarang. Pemerintah India pun mengapresiasi ulama yang turun tangan mencegah dampak corona. Salah satu upaya yang berhasil digalakkan ialah menunda shalat Jumat hingga pandemi reda.