REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana wabah virus corona atau Covid-19 tidak hanya mengancam kesehatan tapi perekonomian. Diprediksi pandemi corona barulah awal dari krisis dan setelahnya akan berlanjut dengan resesi ekonomi. Akibatnya dua bencana ini tak terelakan dan mau tak mau harus dihadapi.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta semua pihak harus bersatu menghadapi dua musibah tersebut. Apalagi, kata dia, IMF menegaskan bahwa perekonomian global sudah memasuki tahap resesi. "Sebab, seperti halnya di Indonesia, hampir semua negara menghentikan sebagian aktivitas perekonomian," ujar Bamsoet di Jakarta, Rabu (8/4).
Menurut Bamsoet, dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (6/4), Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengemukakan, skenario terburuk perekonomian nasional akibat wabah corona. Dimana perekonomian nasional hanya bisa tumbuh 2,3 persen, dari prediksi awal tahun 2020 yang 5 persen. Baik investasi maupun ekspor tumbuh negatif.
"Kalau selama ini hanya pemerintah yang menyuarakan kecemasan pada resesi ekonomi, kini semua dipanggil untuk peduli. Indonesia harus menemukan jalan keluar yang bisa meminimalisir ekses resesi ekonomi," tegas politikus Partai Golkar tersebut.
Karenanya, Bamsoet juga mendorong pemerintah dan semua kekuatan sektor swasta bersinergi mewaspadai resesi ekonomi. Sambil tetap berfokus pada kerja merespons dampak wabah virus Corona, kepedulian dan respons bersama pada resesi ekonomi pun harus dimulai. Ia optimisme, bencana beruntun ini akan bisa dilalui jika semua elemen masyarakat Indonesia lebih mengedepankan kehendak baik menjaga kondusifitas.
"Sebab, kondusifitas menjadi kata kunci yang memampukan bangsa ini mengelola rangkaian masalah akibat wabah virus Corona dan resesi ekonomi," terang Bamsoet.
Mantan Ketua DPR RI ini menilai pemerintah sudah cukup tanggap dalam menghadapi resesi. Pemerintah telah berencana menerbitkan obligasi khusus, yang hasilnya akan disalurkan untuk membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar tetap mampu bertahan dan menciptakan lapangan kerja. Jumlah UMKM mencapai 62,9 juta unit usaha dan mampu menyerap lebih dari 100 juta tenaga kerja.
Selain itu, pemerintah juga menjanjikan program padat karya tunai untuk memberi penghasilan sementara bagi pekerja harian yang kehilangan pendapatan akibat pandemi Covid-19. Kemudian bakal ada beragam program padat karya, termasuk memproduksi masker, disinfektan, dan berbagai keperluan untuk menangani wabah Covid-19.
Selanjutnya Bamsoet menyampaikan, jika pemerintah telah berinisiatif, sektor swasta pun diharapkan kreatif dan berani berinisiatif pula. Kadin dan semua asosiasi pengusaha diharapkan segera merumuskan proposal tentang strategi menghadapi resesi ekonomi di sektor bisnisnya masing-masing. Maka Kadin dan semua asosiasi pebisnis setidaknya mau pro aktif berkomunikasi dengan pemerintah.
"Misalnya, pemerintah tentu ingin tahu jalan keluar apa yang ada di benak para pemilik hotel dan pengelola obyek wisata untuk memulihkan sektor pariwisata. Butuh kebersamaan seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk bisa mengatasi pandemi Corona dan resesi ekonomi tersebut," tutup Bamsoet.