REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT telah menetapkan keberkahan-Nya atas Palestina. Sebagaimana diketahui, negeri atau kota lain yang juga diberkahi Allah SWT adalah Makkah dan Madinah. Ada pula yang menambahkan dengan Syam (Suriah sekarang) dan Mesir.
Menurut para ulama, penyebutan Masjid Al Aqsa dan daerah sekitarnya (di sekelilingnya) itu sebagai negeri yang diberkahi, karena di daerah tersebut diutus oleh Allah sejumlah rasul-Nya untuk berdakwah di negeri dan sebagian menetap tersebut. Di antaranya, Nabi Ibrahim, Ishak, Luth, Ya’kub, Musa, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, hingga Isa AS.
Karena itu, keberadaan Palestina sebagai suatu negeri yang diberkahi, tak perlu dibantah lagi. Sebab, dalam beberapa keterangan ayat Alquran, Allah SWT telah menyebutkan berkali-kali akan kemuliaan dan keberkahan Palestina tersebut.
Di antaranya, surat Al A’raaf [7]: 137, Al Israa` [17]: 1, Al Anbiyaa` [21] 71 dan 81). ‘’Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.’’ (QS Al Anbiyaa` [21]: 71). ‘’Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.’’ (QS Al Anbiyaa` [21]: 81).
Penuh berkah Ibnu Abbas menyebutkan, yang dimaksud dengan ‘Kami berkahi sekelilingnya’ dalam surat Al Israa [17] ayat 1 itu adalah bumi Palestina dan Urdun (Yordania). Abul Qasim As Suhaily menyebutkan, bumi yang diberkahi tersebut adalah Syam yang meliputi Yordania, Suriah, Lebanon, dan Palestina. Imam Asy-Syaukany menjelaskan bahwa negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya adalah negeri Syam (Yordania, Suriah, Lebanon, Palestina) dan Mesir. Dalam surat Saba [34] ayat 18, dijelaskan; ‘’Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkah kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman.’’ (QS Saba [34]: 18).
Para ahli tafsir (mufassirin) menjelaskan, yang dimaksud ‘ke negeri yang Kami telah memberkatinya’ yakni negeri Syam (Yordania, Suriah, Lebanon, Palestina) daerah Kerajaan Nabi Sulaiman AS. Sedangkan maksud ‘beberapa negeri yang berdekatan’ (Adna al-Ardli) adalah daerah-daerah antara Syam dan Yaman. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW pernah berdoa untuk keberkahan negeri Syam (Yordania, Syria, Libanon, Palestina) dan negeri Yaman. ‘’Ya Allah, berikanlah keberkahan bagi kami, negeri Syam dan Yaman.’’
Thursina Menurut sebagian ulama, hal lain yang menyebabkan Palestina disebut sebagai negeri yang diberkahi, karena disinilah Allah menyelamatkan Nabi Musa dari kejaran Firaun setelah menyeberangi Laut Merah, dan saat ia menerima wahyu dari Allah SWT. ‘’Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya.’’(QS Al A’raaf [7]: 137). ‘’Maka, tatkala Musa sampai ke (tempat) api, diserulah Dia (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan-(nya) pada tempat yang diberkahi dari sebatang pohon kayu. (Al Qashash [28]: 30).
Keterangan diperkuat lagi dengan ayat 6 surah An- Nazi`at [79] dan surat Al Maidah [5] ayat 21. ‘’Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci, yaitu Lembah Thuwa.’’ (An-Nazi`at [79]: 6). ‘’Hai kaumku, masuklah ke tanah Suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu.’’ (Al Maidah [5]: 21).
Lembah suci itu, menurut Sami bin Abdullah al- Maghluts, dalam bukunya Athlas Tarikh Al-Anbiyaa wa ar-Rusul, hanya ada dua, yaitu Makkah dan Palestina. Bahkan, ketika mengomentari surat At Tiin [95]: 1-3, para ulama banyak yang menyebutkan, sesungguhnya bukit Thursina, tempat Musa menerima wahyu, adalah di lembah suci yang ada di Palestina.
Menurut Syekh Shalahuddin Ibrahim Abu ‘Arafah, seorang ulama asal Palestina, bukit Thursina adalah tempat yang diberkahi. Dan, tempat yang diberkahi itu adalah Palestina sebagaimana surat Al-Isra` [17] ayat 1 yang menceritakan peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Sami menambahkan, yang dimaksud dalam surat At Tiin [95] itu adalah Thursina, bukit yang ada di Baitul Maqdis dan al-Balad al-Amin adalah Makkah. Berikut argumentasinya.
Allah berfirman, Dan, pohon kayu yang keluar dari Thursina (pohon zaitun) yang menghasilkan minyak dan menjadi makanan bagi orang-orang yang makan. (Al- Mu’minun [23]: 20).
Ayat ini, kata Sami, mengikat dan menghimpun dengan kuat antara ‘Thursina’ dan hasil bumi serta tumbuh-tumbuhan penghasil minyak bagi orang yang makan. Karena itu, ia membantah bila Sinai (Mesir) sebagai Thursina yang selama ini banyak dipercayai masyarakat, termasuk umat Islam. Ia menyatakan, di Sinai (Mesir) tidak ada pohon zaitun yang mampu menghasilkan buah, apalagi mengeluarkan minyak.
Menurut Sami, ayat 20 surah Al-Mu’minun [23] dan ayat 1-3 surah At-Tiin itu justru merujuk pada tanah suci di Palestina. Di Palestina, jelas dia, terdapat banyak pohon zaitun yang terus berproduksi di sepanjang tahun sehingga penduduk di sekitar Baitul Maqdis menamakannya dengan Bukit Zaitun dan Allah SWT telah berseru kepada Musa di tempat yang diberkahi di sisi bukit.