Rabu 08 Apr 2020 19:09 WIB

Jubir: 450 Ribu Kit Rapid Test Covid-19 Sudah Disalurkan

Ratusan ribu kit rapid test sudah didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas medis menunjukan rapid test atau pemeriksaan cepat COVID-19. Ilustrasi
Foto: ANTARA/Jojon
Petugas medis menunjukan rapid test atau pemeriksaan cepat COVID-19. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedikitnya 450.000 kit rapid test Covid-19 sudah didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, rapid test dilakukan sebagai screening awal dan pemetaan kondisi sebaran infeksi virus corona di Indonesia.

"Tujuannya untuk melakukan penyaringan dan penjaringan kasus penelusuran kontak pada tenaga kesehatan dan pada komunitas di mana di daerah tersebut didapatkan banyak sekali kasus positif," jelas Yurianto, Rabu (8/4).

Dalam melakukan penjejakan kontak pasien positif ini, petugas kesehatan akan memantau perkembangan kondisi orang dalam pemantauan (ODP) ini. Bila dalam dilakukan rapid test menunjukkan hasil positif, maka yang bersangkutan masih harus mengulang tes kembali sepekan setelahnya. ODP juga tetap harus melakukan isolasi mandiri di rumahnya.

Namun bila muncul gejala atau pemburukan kesehatan, maka pasien akan diberi perawatan medis dan dilakukan pemeriksaan melalui PCR. Bila memang tidak memungkinkan dilakukan isolasi mandiri di rumah, maka isolasi dan perawatan bisa dilakukan di rumah sakit dengan sejumlah kriteria.

"Manakala isolasi mandiri tak mungkin dikerjakan karena ada tanda klinis yang butuhkan layanan definitif di rumah sakit," jelas Yurianto.

Pasien dengan pemburukan kondisi dan gejala sedang-berat maka akan dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19 seperti RS Persahabatan dan RSPI Sulianti Saroso di Jakarta. Sementara pasien dengan gejala ringan-sedang akan diisolasi dan dirawat di rumah sakit darurat, seperti Wisma Atlet.

"Strategi ini kita lakukan dalam rangka efektifkan dan efisienkan dan tepat sasaran pada saat kita gunakan sumber daya yang kita miliki," katanya.

Data per Rabu (8/4), jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia menyentuh 2.956 orang. Dari angka tersebut, 240 pasien meninggal dunia dan 222 orang sembuh.

Artinya, rasio kematian terhadap jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 8,11 persen. Total kasus positif yang nyaris 3.000 ini didapat tak sampai 1,5 bulan sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan oleh pemerintah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement