REPUBLIKA.CO.ID, Kota Makkah mempunyai sejumlah keutamaaan dan keistimewaan. Di antara kemuliaan Makkah karena di sinilah Allah SWT mengutus nabi yang pertama (Adam AS) dan nabi terakhir (Muhammad SAW).
Dalam kitab Athlas Tarikh al-Anbiya` wa ar-Rusul, Sami bin Abdullah Al-Maghluts menjelaskan, ada enam nabi dan rasul yang diutus Allah di Makkah dan sekitarnya (Jazirah Arabia).
Keenam nabi dan rasul itu adalah Nabi Adam AS, Nabi Ismail AS, Nabi Saleh AS, Nabi Hud AS, Nabi Syuaib AS, dan Nabi Muhammad SAW. Berikut ini penjabaran singkat enam nabi dan rasul yang pernah berdakwah di Makkah dan sekitarnya:
Nabi Adam AS
Nabi Adam AS adalah nenek moyang manusia. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah. Adam diciptakan dari tanah. Allah menciptakannya secara langsung dan meniupkan ruh-Nya kepada Adam. Allah memerintahkan malaikat untuk sujud kepada Adam sebagai sujud hormat, bukan sujud pengagungan. Allah mengajarkan kepadanya nama-nama seluruh benda. (Lihat QS Al-Baqarah [2] ayat 30-38).
Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Nabi Adam AS diturunkan oleh Allah di tanah India, kemudian ia diperintahkan untuk melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Hal yang sama juga diriwayatkan oleh Thabrani dari Ibnu Umar. Manakala Allah menurunkan Adam, Dia menurunkannya di tanah India. Kemudian, dia datang ke Makkah, lalu berangkat ke Syria (Suriah sekarang), wafat di sana.
Sedangkan At-Thabari menyebutkan, Adam wafat dan dimakamkan di kaki Gunung Abu Qubais di Makkah al-Mukarramah. Ada pula yang nenyatakan, Adam di turunkan di Dajna, di antara Makkah dan Thaif. Pendapat lain menyatakan, Adam di diturunkan di Bukit Shafa dan Hawa di Marwah.
At-Thabari menegaskan, Adam diturunkan di India, tepatnya di puncak gunung tertinggi di dunia, yakni Mount Everest di Himalaya. Puncak gunung Everets mencapai 8.884 meter dari permukaan laut. Menurut Sami bin Abdullah al-Maghluts, Nabi Adam hidup sekitar tahun 5872 Sebelum Masehi (SM), dan wafat pada 4942 SM.
Imam Qurthubi berpendapat, sesungguhnya Adam AS adalah manusia pertama yang membangun rumah Allah (baitullah). Kemudian, disempurnakan oleh Ibrahim dan Ismail AS.
Nabi Saleh AS
Nabi Saleh AS adalah putra Ubai bin Asif bin Masih bin Ubaid bin Hadzir bin Tsamud bin ‘Amir bin Iram bin Sam bin Nuh AS. Nabi Saleh AS diperkirakan hidup pada 2150-2080 SM. Dan diutus menjadi nabi sekitar tahun 2100 SM dan wafat di Makkah.
Nabi Saleh diutus di kawasan Al-Hijr (antara Makkah dan Madinah). Perkampungan tempat diutusnya kini disebut juga dengan nama Madain Saleh.
Namanya disebut dalam Alquran sebanyak sembilam kali. Nabi Saleh AS diberikan sejumlah kemukjizatan, salah satunya berupa unta betina. QS Al-A’raf [7]: 73.
Namun, umatnya mendustakannya dan bahkan membunuh unta betina tersebut. (QS Adz-Dzariyat [51]: 43-45).
Kaumnya sangat pandai memahat gunung dan bukit lalu menjadikannya sebagai rumah atau tempat tinggal. Karya kaum Nabi Saleh hingga kini dapat disaksikan di Madain Saleh.
Nabi Hud AS
Nabi Hud AS diutus kepada kaum ‘Ad. Hud diutus di daerah Al-Ahqaf dan wafat di dasrah Hadramaut. Nama lengkapnya adalah Hud bin Abdullah bin Rabah bin Khulud bin ‘Ad bin Ush bin Iram bin Sam bin Nuh AS.
Nabi Hud AS diperkirakan hidup sekitar tahun 2450-2320 SM, dan diutus menjadi nabi sekitar 2400 SM. Namanya disebut dalam Alquran sebanyak tujuh kali.
Nabi Hud memiliki karakter sebagai orang yang senang mensyukuri nikmat yang diberikan padanya. Ia mengajak kaumnya untuk menyembah Allah dan mengenyahkan berhala-berhala. Namun, kaum ‘Ad menolaknya dan bahkan menghinanya. Kaum ‘Ad seringkali menyebut Nabi Hud sebagai orang yang gegabah, bodoh, dan pendusta.
Karena sikap kaumnya ini, Allah kemudian membinasakan mereka dan menimbunnya ke dalam tanah. Hingga kini peninggalannya ada di daerah Ubar dan Hadramaut. Hasil penemuan peninggalan kaumnya ini oleh para arkeolog dinamakan sebagai Atlantis di Padang Pasir.
Nabi Ismail AS
Nabi Ismail AS adalah putra Nabi Ibrahim AS dari istrinya yang bernama Siti Hajar. Beberapa waktu setelah dilahirkan, Ibrahim AS mengajak istrinya Siti Hajar dan Ismail ke Makkah. Ibrahim ditugaskan oleh Allah untuk menyempurnakan pembangunan Ka’bah (baitullah).
Kisah Nabi Ismail dan Ibrahim AS, dalam beberapa perbuatannya, hingga kini terus berjalan dan dilaksanakan mayoritas umat Islam, terutama dalam pelaksanaan ibadah haji.
Sami bin Abdullah al-Maghluts menyebutkan, Nabi Ismail AS diperkirakan hidup pada 1911-1774 SM. Namun, ia baru diutus menjadi nabi dan rasul pada 1850 SM. Ia diutus di wilayah Makkah al-Mukarramah. Kaumnya disebut dengan nama Al-Amaliq dan kabilah-kabilah Yaman.
Sejak kecil, Allah telah memuliakannya dengan memancarkan air Zamzam yang penuh berkah dari bawah telapak kakinya. Dia sangat penyabar, pemberani, dan menepati janji. (QS Maryam [19]: 54-55).
Nabi Syuaib AS
Nabi Syuaib AS adalah mertua Nabi Musa AS. Ia mempunyai dua orang anak perempuan dan salah seorang putrinya menikah dengan Nabi Musa AS. Nabi Syuaib AS tinggal di daerah Madyan.
Nabi Syuaib diperkirakan hidup pada tahun 1600-1400 SM. Sedangkan saat diangkat dan diutus menjadi nabi pada usia 50 tahun atau sekitar 1550 SM. Namanya disebut sebanyak 11 kali.
Para ahli tafsir menjulukinya dengan Khatib al-Anbiya` (Sang Orator), karena bagusnya ia dalam mendebat kaumnya. Selain itu, Nabi Syuaib juga pandai berargumentasi dan menggugurkan pendapat kaumnya.
Menurut sejumlah riwayat, Nabi Syuaib diutus kepada kaum Madyan dan Ashabul Aikah, yaitu sekelompok orang yang menyembah hutan belantara dan pohon-pohon besar. Kedua bangsa ini kemudian ditimpa bencana dan siksa akibat perbuatan maksiat dan pembangkangan mereka terhadap ajakan Nabi Syuaib AS untuk menyembah Allah.
Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW adalah putra dari Abdullah bin Abdul Muthalib. Saat dilahirkan pada tahun 570 Masehi, ayahnya sudah meninggal dunia. Dan saat berusia sekitar lima tahun, ibunya yang bernama Aminah juga wafat di daerah Abwa (Madinah).
Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad SAW menikah dengan Siti Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya keturunan Quraisy. Dan saat berumur 40 tahun, Allah mengangkatnya menjadi nabi dan rasul terakhir (khatamun nabiyyin) dengan diturunkannya surah Al-Alaq [95]: 1-5, di Gua Hira.
Ketika memasuki usia 53 tahun, dan beratnya perjuangan yang dihadapi umat Islam di Makkah, bersama para sahabatnya, beliau hijrah ke Madinah. Di kota inilah beliau mengajarkan Islam dan menjadikan Madinah sebagai kota Nabi. Beliau wafat pada usia 63 tahun dan dimakamkan di Madinah, tepatnya di dalam Masjid Nabawi.