REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membantah bersikap China-sentris dalam menangani wabah Covid-19. Tudingan demikian dilayangkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Penasihat Senior Direktur Jenderal WHO Dr Bruce Aylward mengatakan, saat wabah Covid-19 merebak di Wuhan, lembaganya perlu bekerja sama dengan otoritas China untuk memahami penyebaran virus tersebut. "Sangat penting pada bagian awal wabah ini untuk memiliki akses penuh ke segala hal yang mungkin, untuk turun ke lapangan, dan bekerja dengan hCina untuk memahami hal ini," katanya kepada awak media pada Rabu (8/4).
Menurut dia, pendekatan itu pun dilakukan terhadap negara-negara lain yang paling parah terdampak pandemi, seperti Spanyol. "Tidak ada hubungannya dengan China secara khusus," ujar Aylward.
Dia pun membela rekomendasi WHO agar negara-negara tak menutup perbatasannya. Aylward menyebut China telah bekerja sangat keras untuk mengidentifikasi dan mendeteksi kasus-kasus awal serta kontak mereka. Tujuannya agar mereka tidak melakukan perjalanan.
Sementara itu Direktur Regional WHO untuk Eropa Dr Hans Kluge memperingatkan bahwa memangkas dana kontribusi saat fase akut pandemi bukanlah tindakan tepat. Pernyataannya itu merespons ancaman Trump yang hendak membekukan pendanaan untuk WHO.
"Kita masih dalam fase akut pandemi sehingga sekarang bukan saatnya untuk mengurangi pendanaan," ujar Kluge.
Dia menilai pandemi Covid-19 yang saat ini menghantam Eropa sangat memprihatinkan. Kluge memperingatkan agar negara-negara tidak terlalu dini melonggarkan atau mencabut karantina wilayah (lockdown).
Sebelumnya Tump mengatakan bahwa WHO sangat “China-sentris” dalam pendekatannya menangani wabah Covid-19. Menunjukkan bahwa badan tersebut telah mengikuti upaya Beijing beberapa bulan lalu untuk meminimalkan keparahan wabah. “WHO benar-benar gagal,” ujar Trump melalui akun Twitter-nya pada Selasa (7/4), dikutip laman Aljazirah.
Selain mengancam memangkas dana, Trump pun mempertimbangkan langkah untuk menarik AS dari WHO. Washington merupakan donor utama WHO. Pada 2019, AS mengalokasikan dana lebih dari 400 juta dolar.