REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengimbau agar warga tidak melakukan kegiatan berkumpul selama pemberlakuan kebijakanpembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Secara substansi, pihaknya, meminta agar warga Jakarta mengurangi interaksi.
"Substansinya adalah mengurangi interaksi antarwarga yang punya potensi penularan. Karena setiap orang, setiap kita harus mengasumsikan punya potensi menularkan dan punya potensi tertular," kata Anies dalam Konferensi Pers di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (8/4).
Oleh karena itu, sejak PSBB itu berlaku di Jakarta pada Jumat dinihari pukul 00.00 WIB, maka sejak saat itu kata Anies, akan banyak patroli seluruh jajaran bersama Polisi dan TNI.
"Nanti akan banyak patroli karena kita harus memastikan bahwa tidak ada kerumunan, patroli seluruh jajaran bersama Polisi dan TNI untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat mentaati," kata Anies.
Anies juga mengatakan patroli tersebut tidak hanya akan diintensifkan di titik-titik tertentu saja atau memberlakukan checkpoint. "Bukan berbentuk checkpoint," ucap Anies menjawab pertanyaan dari salah seorang wartawan.
Anies juga menyarankan masyarakat menunda resepsi pernikahan, namun bukan berarti menunda pernikahan."Nikah jalan terus, di Kantor Urusan Agama (KUA) di Kantor Catatan Sipil, tapi resepsinya tunda dulu," kata Anies.
Begitu juga dengan khitan, ia juga mempersilakan itu untuk dilakukan, tetap tanpa ada perayaan. Anies meminta masyarakat memiliki kesadaran yang sama dengan pemerintah di dalam pencegahan penyebaran virus COVID-19. Karena pencegahan penyebaran COVID-19 tidak bisa hanya dilakukan pemerintah saja.
"Harus semuanya (ikut), di lingkungan rumah, di antara rumah dengan tempat kerja, dengan tempat kegiatan, dan juga di lingkungan-lingkungan umum. Apabila itu dikerjakan dengan disiplin, konsisten, insya Allah kita bisa mengendalikan virus ini," kata Anies.