REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan masih memiliki sisa stok beras eks impor tahun 2018 sebanyak 600 ribu ton. Jumlah itu setara 41,6 persen dari total stok beras yang dimiliki Bulog sebanyak 1,44 juta ton di seluruh Indonesia.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, menuturkan, hingga saat ini beras tersebut masih terjaga kualitasnya lantaran Bulog rutin melakukan perawatan. Wujud fisik beras juga telah ditinjau langsung oleh Presiden Joko Widodo di gudang Bulog Jakarta.
"Kami sudah cek bahwa beras masih sangat layak dikonsumsi karena kami selalu merawat beras itu sesuai prosedur fumigasi," kata Buwas, sapaan akrabnya dalam Rapat Dengar Pendapat Virtual bersama Komisi IV DPR, Kamis (9/4).
Ia melanjutkan, setiap beras impor yang akan dikeluarkan dari gudang juga akan melalui proses pengolahan dari beras ke beras. Artinya, beras akan diolah kembali agar didapatkan kualitas terbaik baik untuk premium maupun medium. Adapun kemasan penjualan juga telah menggunakan sistem vacum atau kedap udara.
Kemasan itu untuk memastikan takaran beras yang dipasarkan Bulog sesuai sekaligus menghilangkan kutu beras. "Dengan kemasan vacum dijamin bagus dan tidak mungkin ada kutunya. Kalau terselip telur kutu, tidak akan menetar. Tidak akan terjadi lagi ada kutu beras," tegasnya.
Adapun untuk sistem penyaluran beras Bulog secara umum masih langsung didistribusikan ke setiap pasar dan toko ritel modern. Selain itu, Bulog telah memiliki toko online untuk penujualan beras melalui e-commerce. Fasilitas itu diharapkan bisa membantu konsumen yang saat ini dianjurkan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.