Kamis 09 Apr 2020 14:54 WIB

'Preman' Lapangan yang Pernah Mentahkan Tawaran Sir Alex

Tawaran Ferguson sangat menggoda tapi West Ham adalah rumah.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Paolo Di Canio dengan selebrasi ala penghormatan Nazi.
Foto: adnkronos.com
Paolo Di Canio dengan selebrasi ala penghormatan Nazi.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Paolo Di Canio pemain sepak bola hebat, kelahiran Roma, namun tak akan pernah menyamai kebesaran Francesco Totti. Meski begitu, Di Canio merupakan ekstasi bagi segenap pecinta kulit bundar di belahan dunia.

Sensasinya seakan tak pernah disangsikan oleh beberapa publik Italia, Inggris, pun Skotalndia. Mereka kadung jatuh cinta dengan pemain yang kerap menjadi protagonis ini. Ada cara sederhana untuk mencerna siapa Di Canio, cobalah ketik namanya di Youtube. Jangan kemudian heran bila melihat sedikit kesamaan aura raja Old Trafford, Eric Cantona dengannya. Bergaya ala preman dengan kerah diangkat, Di Canio selalu tampil berani di atas lapangan hijau dengan ban kapten di lengan kirinya.

Di Canio menghabiskan separuh karier sepak bola di klub-klub besar Serie A seperti SS Lazio, Juventus, Napoli dan AC Milan. Dia bahkan memenangkan Scudetto, Piala UEFA, dan Super Coppa Italiana.

Tetapi, ada rasa kurang, Paolo Di Canio tidak pernah benar-benar menjadi pemeran utama alias pemain inti dalam skuat tersebut, hingga akhirnya memutuskan berkarier di Tanah Britania.

"Saya pikir mengapa mulai bergerak dari Italia ketika Anda memiliki kesempatan untuk mengalami 360 derajat sebagai pemain sepak bola dan sebagai pria," kata Di Canio dalam Podcast Transfer Talk Sky Sport, Kamis (9/4).

Perjalanannya berawal di Skotlandia, tapi tak sebaik di kampung halaman. Bersama Glasgow Celtic Di Canio hanya memainkan 26 laga dengan mencatat 12 gol selama semusim.

Dirinya merapat ke Sheffield Wednesday sebelum bersinar di klub asal London West Ham United. Di Canio memperkuat the Hammers selama hampir empat tahun. Ia kembali menebar sensasi dan mempersembahkan gelar Intertoto pada 1999 untuk rival sekota Chelsea.

Saat memperkuat West Ham, Di Canio rupanya pernah menolak tawaran pelatih Manchester United (MU) Sir Alex Ferguson untuk merapat ke Theatre of Dreams. Alasannya, pria yang mengeklaim dirinya sebagai loyalis Benito Mussollini itu ingin bertahan di London Stadium, markas West Ham.

Lebih lanjut, Di Canio menjelaskan, Ferguson meminta dirinya untuk menghormati tawaran dan kembali memikirkan perkataannya. "Dia mengatakan kepadaku, 'Paolo hormati ini. Aku suka orang dengan cara pikir sepertimum kamu adalah orang yang aku pikir memang beginilah dirimu,'"sambung Di Canio.

"Saya bilang terima kasih 1.000 kali kepada Ferguson. Tapi mohon maaf karena West Ham adalah keluarga yang sangat menghangatkan saya ketika saya berada dalam kondisi terburuk dalam hidup. Saya kapten dan saya tak bisa menyetujuinya," kenang Di Canio.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement