REPUBLIKA.CO.ID, DELHI -- Komunitas Muslim Gujjar, terutama yang terlibat dalam peternakan sapi perah mengatakan bahwa sejumlah anggota Muslim mereka menghadapi diskriminasi ketika memasok susu ke perusahaan susu. Hal itu terjadi setelah banyak di antara jamaah tabligh dari mereka menghadiri pertemuan di Delhi, bulan lalu.
Dilansir di The Indian Express, Rabu (8/4), mereka mengatakan diskriminasi ini dimulai setelah ada anggota komunitas mereka yang keluarganya terlibat dalam pekerjaan pasokan susu dinyatakan positif terjangkit virus corona jenis baru (Covid-19), di distrik Ludhiana, Desa Rajgarh, akhir pekan lalu. Tak hanya itu, satu di desa Chowkimaan pada Senin (6/4), menolak untuk mengizinkan masuknya Gujarar, dan memerlukan intervensi polisi.
Wakil Direktur Departemen Peternakan Ludhiana, Ashok Sharma mengatakan, pihaknya mendapat instruksi dari pemerintah Punjab untuk menyelidiki masalah Gujarat. Tapi sekarang, kata dia, sepertinya masalah tersebut diklaim sudah terselesaikan.
"Sekarang tidak ada keluhan. Kami akan memeriksa desa Rajgarh dan Chowkimaan karena keluarga pasien memasok susu ke perusahaan susu atau melakukan pasokan dari pintu ke pintu. Namun, susu yang sudah dipasteurisasi aman untuk diminum dan setelah direbus susu bebas dari semua infeksi," kata Sharma.
Dalam kedua kasus itu, dia menjelaskan, kontak langsung kedua pasien sedang diuji. Pada saat yang sama, pemasok susu sekarang telah diberitahu untuk mendapatkan e-pass yang dikeluarkan untuk 5-6 hari alih-alih izin yang diberikan melalui aplikasi WhatsApp seperti yang dilakukan sebelumnya.
“Mulai hari Rabu dan seterusnya, hanya e-pass yang akan dikeluarkan oleh departemen kami. Nasihat lain seperti menjaga kebersihan atau mempertahankan status sosial," kata Sharma.
Satu orang dinyatakan positif di desa Rajgarh, Ahad lalu. Diketahui, pasien yang dinyatakan positif Covid-19 itu adalah seorang pria dan dia telah menghadiri Markaz di Nizammudin sebagaimana yang dilaporkan polisi. Sementara dia mengklaim bahwa dia telah pergi ke Hyderabad.
SDM Payal, Sagar Setia, mengatakan pihaknya telah mengakui sembilan anggota keluarganya telah berkontak di Rumah Sakit Sipil Ludhiana dan masih menunggu hasilnya. Diketahui dia tidak melakukan pekerjaan penjualan susu, ayahnya hanya ayahnya yang terlibat dalam pekerjaan itu.
Namun, satu orang datang ke rumah mereka untuk mengambil lassi. "Kami punya rumah yang dikarantina. Seorang pemilik toko Kirana, dari siapa mereka membeli bahan makanan, juga telah dikarantina. Karenanya dalam kasusnya, kami telah mengikuti semua tindakan pencegahan. Vendor susu yang tersisa sedang melakukan pekerjaan mereka mengikuti saran kesehatan," ujarnya.
Hal yang sama terjadi pada pasien di daerah Chowkimaan. SDM Jagraon, Baljinder Singh Dhillon, mengatakan bahwa orang yang dimaksud berasal dari jamaah sebelum jam malam diberlakukan dan kemudian ia terus berkeliling mengabar di Samrala dan daerah sekitarnya.
Dia kembali ke rumahnya pada 25 atau 26 Maret silam dan karenanya tidak terlibat dalam pekerjaan penyediaan susu. Keluarganya masih melakukan penjualan susu sampai sekarang.
"Kami telah menguji lima anggota keluarganya dan semuanya memiliki hasil tes negatif. Beberapa orang yang masih berhubungan dengan pasien telah dikarantina di rumah," ungkapnya.
Presiden Asosiasi Susu Haibowal, Angrez Singh mengatakan telah diberitahu untuk menjaga kebersihan dan menjaga jarak sosial. Dia menyebut, peternak sapi pun telah mengikuti semua nasehat.
"Susu merupakan komoditas yang penting, maka kami menyediakannya untuk setiap rumah," ujarnya.
Sekretaris Politik Imam Shahi dari Masjid Jama, Mohammad Mustkeem yang telah mengadu ke Kapten Punjab CM Amarinder Singh juga mengatakan bahwa Gujarat dari komunitas Muslim telah menghadapi masalah selama beberapa hari terakhir.
"Sekarang sedang diselesaikan. Jika beberapa menghadiri tabligh akbad di Delhi, itu tidak berarti bahwa setiap orang dari komunitas yang sama dapat terinfeksi. Polisi mengutuk orang yang menyebarkan kebencian ini," pungkasnya.