REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agen pemain Tottenham Hotspur Toby Alderweireld, Stijn Francis, mengatakan, pemain Liga Primer Inggris berhak pergi dari tim jika ada pemotongan gaji. Meskipun pengurangan upah pemain merupakan salah satu bentuk penanganan krisis akibat pandemi Covid-19.
Liga Primer Inggris sedang menghadapi ancaman kehilangan 1 miliar poundsterling jika mereka tidak bisa menyelesaikan pertandingan musim ini. Kompetisi yang masih ditunda akibat virus corona pun memberikan tekanan kepada klub Inggris untuk memotong gaji pemainnya agar krisis tak semakin parah. Sebab, langkah serupa sudah diambil oleh klub-klub Spanyol, Italia, dan Jerman.
Menurut Francis, pesepak bola merupakan pekerja biasa dalam satu tim sepak bola. Ia berpendapat, sebagai pegawai pemain berhak untuk pergi asalkan memberi informasi dan kompensasi kepada tim.
"Pihak tim juga dapat memutus kontrak dengan pegawai (pemain) kapan pun jika mampu memberikan kompensasi dan pemberitahuan. Jika sebuah tim merekrut pemain, maka mereka juga memiliki risiko seperti ini," tulisnya dalam sebuah kolom di laman The Guardian, dikutip Mirror.
Untuk mengganti risiko itu, pemain tidak boleh pergi dari klub sebelum kontraknya berakhir atau ada persetujuan dengan pihak ketiga. Tetapi kondisinya, klub saat ini ingin mengurangi gaji pemain.
"Klub memangkas gaji pemain yang otomatis membentur prinsip stabilitas kontrak. Klub harus maklum jika ada pemain yang mengkahiri kontrak jika mereka tak mampu membayarnya," ujar Francis.
Di sisi lain, pesepakbola Inggris mengambil langkah lain untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19. Kapten Liverpool Jordan Henderson, dengan bantuan Asosiasi Pesepak Bola Inggris, mengajak para pesepak bola untuk bergabung menggalang dana bersama kapten dari 20 klub Liga Inggris. Klub-klub Liga Inggris juga memberikan dukungan. Penggalangan dana tetap dilakukan pemain di tengah rencana pemotongan gaji oleh klub masing-masing.