REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi virus Corona membuat seluruh bidang terimbas, termasuk bisnis olahraga. Hampir semua kegiatan olahraga baik di dalam maupun luar negeri dihentikan. Belum ada kepastian kapan kompetisi olahraga akan kembali bergeliat.
Selain kelanjutan kompetisi, pembayaran gaji pemain juga membuat sejumlah klub kesulitan. Pemotongan gaji sudah dilakukan sejumlah klub sepakbola dunia. Baik itu atas inisiatif pemain ataupun kebijakan klub ataupun liga sepak bola di negara tersebut.
Untuk kemungkinan penyesuaian gaji pebasket yang berlaga di IBL Pertamax 2020, manajemen IBL memutuskan menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada klub masing-masing di mana pemain bernaung. "Meskipun musim dihentikan di pertengahan bulan Maret namun gaji tetap dibayar penuh," kata Direktur IBL Junas Miradiarsyah dalam video conference dengan klub-klub peserta IBL 2020, Kamis (9/4).
IBL menyadari kondisi umum yang terjadi dan potensi dampaknya kepada klub-klub. Bila terdapat kondisi klub yang sangat mendesak dan harus menempuh pilihan penyesuaian gaji, IBL memberikan kebebasan kepada masing masing klub mengambil keputusan sebagai penanggung jawab pemberi dan penerima kerja.
Akan tetapi, IBL tetap memberikan pengawasan. Jika pemotongan gaji nantinya dilakukan, penyesuaian ditentukan berdasar standar nilai pemain yang ada. "Gaji pemain yang dipotong juga tidak boleh kurang dari upah dan standar minimal klub berada," tegas Junas.
Klub juga harus terbuka dengan keputusan mereka. Penyesuaian yang dilakukan wajib dikomunikasikan terlebih dahulu kepada pemain dan disepakati bersama. "Sekali lagi, hal ini jika memang terpaksa dilakukan," ujar Junas.