REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti mengatakan, program latihan yang dilangsungkan di Pelatnas Cipayung sementara waktu difokuskan hanya untuk menjaga kebugaran para atlet. Menurut Susy, seluruh atlet memang harus disiplin menjaga performa masing-masing, terlebih bagi atlet-atlet muda agar tidak kehilangan pola permainannya.
“Latihan tetap ada, mencakup teknik dan fisik, tapi hanya untuk jaga performa dan akurasi saja. Yang terpenting saat ini adalah menjaga kesehatan dan kebugaran atlet. Programnya sesuai dengan arahan pelatih di masing-masing sektor,” kata Susy dikutip dari laman resmi PBSI, Kamis (9/4).
Atlet-atlet muda, lanjut Susy, harus tetap melatih pukulan dan akurasi karena masih banyak yang belum matang. "Mereka harus lebih konsisten latihan supaya pukulan dan akurasinya tidak hilang, walaupun sudah lama absen dari berbagai turnamen dan juga latihan intensif,” jelasnya.
Lebih lanjut, Susy mengatakan, PBSI memang telah memutuskan untuk tetap mengadakan kegiatan latihan di sela karantina tertutup di area pelatnas. Namun, program latihan intensif baru akan dimulai pada 2 Juni 2020 atau setelah Hari Raya Idul Fitri.
“Setelah Lebaran, latihan sudah mulai normal kembali karena para atlet akan menjalani program persiapan menuju turnamen, seandainya turnamen mulai berjalan pada Agustus 2020. Semoga situasinya juga sudah normal kembali,” ujar Susy.
Sementara itu, berkaitan dengan mundurnya jadwal Olimpiade Tokyo, PBSI akan berdiskusi terlebih dahulu untuk mengatur ulang program persiapan secara efektif dan efisien untuk para atlet, terutama yang diprioritaskan menuju olimpiade.
“Perubahan jadwal olimpiade tentu saja ada dampaknya buat atlet. Mereka harus mempersiapkan diri lebih lama, kondisi tubuh harus dijaga, performa harus ditingkatkan lagi dan diatur ulang sehingga puncaknya bisa dicapai saat olimpiade tahun depan,” ujar Susy menegaskan.