REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau pemerintah daerah agar menyediakan layanan observasi atau isolasi mandiri Covid-19 hingga tingkat desa. Khususnya, untuk mengantisipasi gelombang pemudik yang diprediksi akan berdatangan masuk ke Jawa Timur jelang bulan suci Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri.
Khofifah mengungkapkan, saat ini baru 2.527 desa atau setara 29,9 persen dari jumlah desa di wilayah setempat yang menyiapkan ruang observasi. "Kami ingin masing-masing daerah punya layanan sampai lini bawah, hingga RT, RW, Dusun, minimal Desa,” kata Khofifah di Surabaya, Jumat (10/4).
Khofifah menegaskan, penyediaan layanan observasi mandiri ini menjadi penting. Sebab, saat ini saja terdeteksi lebih 50 ribu pemudik dari luar daerah yang sudah masuk ke Jatim. Menurutnya, dengan diobservasi yang ada di masing-masing desa, perantau yang pulang kampung juga tidak berat karena masih bisa bertemu dengan keluarga dengan jarak aman
“Pada saat 10 hari yang lalu, Pak Bupati Lamongan menyampaikan ke kami pemudik dari Jakarta yang sudah masuk Lamongan masih sekitar seribu. Tapi kemarin disampaikan kira-kira yang dari Jabodetabek saja sudah sekitar 10 ribu, belum daerah yang lain,” ujar Khofifah.