Jumat 10 Apr 2020 13:22 WIB

Wartawan Positif Corona, PWI: Patuhi Protokol Kesehatan

Physical distancing perlu lebih ditekankan dalam menjalankan pekerjaan

Ketua PWI Atal S. Depari memberikan sambutan dalam acara syukuran puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2020 di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Ahad (9/2).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua PWI Atal S. Depari memberikan sambutan dalam acara syukuran puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2020 di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Ahad (9/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus Corona baru sudah menginfeksi beberapa wartawan di Indonesia. Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pun menyampaikan keprihatinannya karena mereka menjalankan tugas di tengah pandemi Covid-19.

"Saya prihatin ada beberapa wartawan sudah mulai positif. Saya harap mereka akan sehat, pulih kembali secepatnya. Begitu juga dengan korban-korban lain sekarang," kata Ketua Umum PWI Atal S Depari, saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (10/4).

Menurut dia, semua organisasi pers, termasuk PWI tak henti-hentinya mengingatkan, mengimbau, dan menyampaikan prosedur tetap peliputan selama pandemi Covid-19.

Artinya, kata dia, kedisiplinan dan komitmen untuk menjalankan protokol kesehatan dan "physical distancing" perlu lebih ditekankan dalam menjalankan pekerjaan. "Sekarang ini, kami berharap tidak ada wartawan bisa meliput tanpa protokol kesehatan. Itu sudah pasti," tegasnya.

Ia juga meminta seluruh perusahaan media untuk mengontrol setiap wartawannya dan membekali dan mempersiapkan protokol kesehatan sebelum melakukan peliputan. Atal juga mengimbau kegiatan peliputan yang sebelumnya masih mengundang banyak wartawan sehingga menimbulkan kerumunan untuk dihindari selama pandemi Covid-19.

Ia mengingatkan banyak metode peliputan yang bisa dilakukan tanpa harus mengambil risiko dengan berkerumun di lapangan, misalnya melalui televisi pool, televisi streaming, telepon seluler, dan sebagainya. Bahkan, kata dia, perwakilan media-media asing di Indonesia pun sudah tidak menerjunkan lagi wartawannya di lapangan selama pandemi Corona.

"Saya dengar beberapa perwakilan media di luar, misalnya AS, Inggris, perwakilannya di sini ga ada yang di lapangan. Apalagi, sampai mengejar pasien sampai rumah sakit (RS)," kata Atal.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement