REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo telah mengadakan rapid test kepada 57 orang dalam pemantauan (ODP) terkait virus Corona atau Covid-19. Dari jumlah ODP yang diperiksa, sebanyak tiga orang hasilnya positif.
Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, DKK mendapat jatah alat rapid test dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah sebanyak 75 unit. Rapid test dikhususkan bagi ODP di Solo. Dari 75 undangan, hanya 57 ODP yang hadir di lokasi tes yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno. Pemeriksaan rapid test dilaksanakan selama tiga hari sejak Selasa (7/4).
"Hasilnya ada tiga orang yang dinyatakan positif, dari positif itu belum tentu positif. Ini yang harus kita yakinkan dengan tes swab," kata Siti kepada wartawan, Jumat (10/4).
Tiga ODP tersebut bukan pemudik. Salah satunya mempunyai riwayat perjalanan dari Jakarta. Tiga ODP dengan hasil rapid test positif tersebut sudah diimbau untuk melakukan isolasi mandiri dan tidak keluar rumah. Kebetulan, tiga ODP tersebut kondisi fisiknya bagus. Nantinya, mereka akan menjalani pemeriskaan polymerase chain reaction (PCR) atau tes swab.
"Tata laksana dari Kementerian Kesehatan sebetulnya positif itu kan tidak harus mondok, bisa isolasi mandiri di rumah. Nanti kalau itu nanti hasil swab positif ya kami lakukan tata laksana lebih ketat. Sekarang karantina di rumah dan akan dipantau oleh petugas puskesmas," paparnya.
Tidak semua ODP di Solo mendapat kesempatan rapid test karena keterbatasan alat. Total ODP di Solo sampai Kamis (9/4) sebanyak 326 orang. ODP yang berkesempatan mendapat rapid test yang melakukan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Corona. Selain itu, ODP yang memiliki penyakit penyerta.
"Kami selektif, karena alatnya sedikit. Kami berharap yang kami lakukan tidak gegabah dan membawa hasil," imbuhnya.
Saat ini, sebanyak 57 rapid test sudah digunakan. Artinya, masih ada 18 alat yang belum digunakan. Nantinya, sisa 18 alat rapid test tersebut akan digunakan untuk ODP urutan selanjutnya.
Siti menekankan, peranan masyarakat sangat besar untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Jika masyarakat patuh pada anjuran pemerintah untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat, social distancing, dan tidak keluar rumah, mala mata rantai penyebaran virus bisa diputus lebih cepat.