REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ali bin Abi Thalib tak hanya dikenal sebagai keponakan sekaligus seorang sahabat Rasulullah SAW. Suami dari Fathimah az-Zahra binti Muhammad SAW itu juga memiliki kecerdasan yang di atas rata-rata.
Untaian nasihat penuh hikmah sang khalifah keempat itu terangkum antara lain dalam Najhul Balaaghah dan Ghurar al-Hikam. Di antara pesan Ali berkaitan dengan pentingnya menjaga lisan.
Menurut Ali, "al-lisaan mizaanul insan." Artinya, lisan atau perkataan seseorang adalah ukuran dari orang tersebut. Maknanya, jika seseorang sering berkata bohong atau mencaci-maki, maka level orang itu yang sampai pada kebohongan dan cacian. Tak lebih dari itu.
Dalam riwayat lain, Imam Ali menyebutkan, "Lisan itu adalah penerjemah hati." Ia juga berkata, "Betapa banyaknya darah tertumpah karena lidah. Betapa banyaknya manusia yang binasa karena lidahnya. Betapa banyaknya ucapan yang menyebabkan kamu kehilangan kenikmatan."
Dalam hal ini, Ali bin Abi Thalib mencontoh teladan Nabi SAW. Beliau pernah bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam."
Bila suatu ucapan cenderung pada keburukan, hendaknya seseorang yang beriman menahan diri dari berbicara. Sebab, apa yang sudah terucap tak mungkin ditarik kembali. Ali mengibaratkan hal ini sebagai harta.
"Simpanlah perbendaharaan lidahmu seperti engkau menyimpan perbendaharaan emas dan uangmu," demikian nasihatnya.