REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua alat berat dan empat unit dump truk dikerahkan guna menyingkirkan materian longsor di Sukanagara. Longsor di jalan utama selatan Cianjur itu menutupi seluruh badan jalan sepanjang 80 meter dengan ketinggian 8 meter.
Hingga Jumat sore jalan utama menuju selatan atau sebaliknya menuju Cianjur, belum dapat dilalui karena petugas masih berupaya menyingkirkan material longsoran yang cukup tebal bercampur batu berbagai ukuran. Sehingga arus kendaraan menuju Cianjur atau sebaliknya diarahkan menuju jalur alternatif.
Pengawas ruas jalan Sukanagara-Sindangbarang UPTD PUPR Jabar, Bubun Bunyamin, mengatakan upaya pembersihan terkendala dengan panjang dan tebalnya material longsoran, membuat dua alat berat bekerja hingga 24 jam secara bergiliran agar jalan utama tersebut kembali dapat dilalui.
"Sejak malam kemarin upaya pembersihan langsung dilakukan dua alat berat yang diturunkan. Namun panjang dan tebalnya longsoran, membuat waktu yang dibutuhkan cukup lama. Harapan kami besok jalan sudah dapat terbuka dan dilalui secara normal dua arah," katanya.
Ia menjelaskan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun dua unit sepeda motor milik warga tertimbun dan sudah dievakuasi petugas. Pihaknya akan berupaya membangun tembok penahan tanah sebagai upaya pencegahan terjadinya longsor susulan.
"Kami mengimbau warga atau penguna jalan dengan tujuan selatan atau menuju Cianjur untuk ekstra waspada dan berhati-hati karena disepanjang jalur Sukanagara-Sindangbarang rawan longsor dan terdapat sejumlah titik jalan amblas," katanya.
Sementara warga dengan tujuan selatan atau sebaliknya menuju Cianjur, diarahkan mengunakan jalur alternatif sebelum lokasi longsor meskipun jarak tempuh menjadi lama. Sejumlah petugas dari Polsek Sukanagara dan Koramil Sukanagara, bersiaga di lokasi dan mengarahkan warga ke jalur alternatif.
"Kami masih bisa melintas meskipun jalan alternatif sempit namun landasan jalan cukup layak dilalui. Harapan kami jalur utama Sukanagara dapat segera dibuka dan dilalui kembali secara normal," kata Angga Supriyadi warga Kecamatan Cilaku, Cianjur.