REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia memperpanjang pembatasan pergerakan dan perjalanan selama dua pekan ke depan atau hingga 28 April. Langkah itu tetap diambil meskipun Negeri Jiran telah melihat penurunan kasus infeksi Covid-19.
“Mungkin perlu beberapa bulan sebelum kita dapat mengatakan bahwa kita terbebas dari virus,” kata Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin pada Jumat (10/4).
Dia mengungkapkan Malaysia telah cukup baik dalam menekan penyebaran atau penularan Covid-19. Persentasenya sekitar tujuh persen dari pasien yang dites.
Sementara angka kematian sekitar 1,6 persen. Jumlah itu masih jauh di bawah rata-rata global, yakni 5,8 persen.
Kendati demikian, Muhyiddin enggan mengambil risiko. Menurut pembatasan terus diperlukan untuk memutus rantai penularan. Pemerintah, kata Muhyiddin, menempatkan fokus yang lebih besar pada kelompok-kelompok sumber infeksi.
Selain itu, penjagaan perbatasan negara juga akan diperketat. Hal itu dilakukan guna mencegah masuknya migran ilegal. Menurut Muhyiddin orang-orang demikian bisa menjadi pembawa atau sumber infeksi lain.
Malaysia memiliki 4.346 kasus Covid-19 dengan korban meninggal sebanyak 70 jiwa. Sebanyak 1.830 pasien di sana berhasil pulih.