REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi yang diterbitkan dalam Irish Medical Journal menemukan bahwa vitamin D sangat efektif melindungi tubuh dari infeksi virus Covid-19. Alasannya, vitamin D adalah nutrisi utama untuk membangun sistem kekebalan tubuh.
Menurut studi tersebut, 47 persen peserta dewasa yang kekurangan vitamin D di musim dingin berada pada risiko kematian yang sangat tinggi jika mereka terinfeksi oleh Covid-19. Laporan itu juga menemukan bahwa hanya empat persen pria dan 15 persen wanita yang mengonsumsi suplemen vitamin D.
Penelitian itu menunjukkan bahwa kita harus fokus pada konsumsi lebih banyak vitamin D. Selama ini, vitamin D mungkin populer sebagai penguat tulang. Padahal vitamin D juga dapat membantu mencegah infeksi pernapasan atau mengurangi keparahannya.
Ada konsensus luas dalam komunitas medis bahwa Covid-19 paling berbahaya bagi pasien usia lanjut dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Agar tetap keluar dari kelompok rentan itu, sistem kekebalan yang didukung vitamin D Anda harus siap untuk bertarung jika terjadi infeksi.
Dilansir The National Interest pada Jumat (10/4), dikatakan bahwa salah satu fungsi utama vitamin D adalah membantu mengaktifkan sel T dalam tubuh. Sel T hadir untuk mendeteksi dan menghancurkan patogen asing seperti virus, menjaga tubuh Anda tetap prima dengan mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Jumlah vitamin D yang disarankan untuk orang dewasa adalah antara 600 dan 800 IU, meskipun ini bisa bervariasi sesuai kebutuhan masing-masing individu. Untuk mencukupinya kita bisa mengonsumsi suplemen, makanan mengandung vitamin D, dan berjemur di bawah sinar matahari langsung. Meski begitu, para ahli medis mengatakan bahwa sekitar satu miliar orang di seluruh dunia memiliki kekurangan vitamin D, yang dikaitkan dengan osteoporosis, kelemahan otot, kanker, dan depresi.
Beberapa sumber makanan utama dengan kadar vitamin D yang tinggi adalah kuning telur, keju, hati sapi, ikan berlemak, sereal dan susu, serta susu nabati mengandung vitamin D. Terlepas dari semua pilihan ini, para ahli mengatakan masih sulit untuk mendapatkan asupan vitamin D harian hanya melalui makanan.
Salah satu cara untuk melengkapi kekurangan ini adalah keluar dan menerima paparan sinar matahari langsung. Banyak ahli mengatakan mendapatkan sekitar 15 menit sinar matahari per hari sudah cukup bagi tubuh untuk memenuhi kebutuhan vitamin D.