Sabtu 11 Apr 2020 11:00 WIB

Dentuman tak Terkait dengan Aktivitas Gunung Anak Krakatau

Dentuman tidak terdengar di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau yang di Pantai Carita

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Petugas mengamati data rekam seismograf pemantau aktivitas letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di POS Pemantauan Gunung Anak Karakatau (GAK) Pandeglang, Banten.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Petugas mengamati data rekam seismograf pemantau aktivitas letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di POS Pemantauan Gunung Anak Karakatau (GAK) Pandeglang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kasbani, menyampaikan suara dentuman yang didengar sejumlah warga kemungkinan tidak terkait dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau, Lampung. Menurutnya, suara dentuman tak terdengar di pos pengamatan di Pasauran, Pantai Carita, Banten.

"Dentuman tidak terdengar di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau yang di Pasauran, Pantai carita. Dentuman itu kemungkinan tidak terkait dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau," ujar Kasbani saat dikonfirmasi, Sabtu (11/4).

Seperti diberitakan sebelumnya, suara dentuman terdengar di sejumlah wilayah di Jakarta. Diduga dentuman itu terkait dengan erupsi Gunung Anak Krakatau. Namun, hal itu keliru. 

Gunung Anak Krakatau erupsi sejak Jumat (10/4) malam. Akun Twitter @infomitigasi mengabarkan pada Sabtu pukul 00.53 WIB, gunung berapi aktif itu masih memuntahkan isi perutnya.

Sementara itu, laman Magma Kementerian ESDM menyebutkan, letusan Gunung Anak Krakatau terjadi dua kali pada Jumat. Letusan pertama terjadi pukul 21.58 WIB," demikian laporan laman Magma Kementerian ESDM.

Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 200 m di atas puncak Gunung Anak Krakatau, sekitar 357 m di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan.

Erupsi gunung yang terletak di Selat Sunda, antara Jawa dan Sumatra, terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 40 mm dan durasi 72 detik. Sementara itu,  letusan kedua terekam pada pukul 22.35 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 m di atas puncak, kurang lebih 657 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal kea rah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dengan durasi 2. 248 detik.

PVMBG menyebut, Gunung Anak Krakatau berada di tingkat aktivitas Level II (Waspada). Masyarakat atau wisatawan direkomendasikan tidak mendekati kawah dalam radius dua km dari kawah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement