Ahad 12 Apr 2020 05:00 WIB

India akan Perpanjang Lockdown Selama Dua Pekan

India dikabarkan akan memperpanjang lockdown terkait Covid-19.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Reiny Dwinanda
Penyemprotan disinfektan di Nizamuddin, New Delhi, India, Kamis (2/4). India dikabarkan akan memperpanjang masa lockdown nasionalnya.
Foto: Manish Swarup/AP
Penyemprotan disinfektan di Nizamuddin, New Delhi, India, Kamis (2/4). India dikabarkan akan memperpanjang masa lockdown nasionalnya.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI - Perdana Menteri India Narendra Modi akan memperpanjang lockdown selama dua pekan lagi. Mendagri India mengabarkan bahwa hal itu telah menjadi keputusan rapat pada Sabtu (11/4) menyusul semakin merajalelanya penyebaran Covid-19 di negara itu.

Masa lockdown yang sebelumnya ditetapkan selama tiga pekan akan berakhir Selasa (14/3). Namun, meningkatnya angka kematian akibat penyakit akibat infeksi virus corona tipe baru itu telah membuat beberapa menteri utama dari 29 negara bagian dan teritorial India mendesak Modi memperpanjang masa pembatasan bagi 1,3 miliar penduduk.

Baca Juga

Dua negara bagian, Odisha dan Punjab, telah memperpanjang masa lockdown selama dua pekan. Para kritikus berpendapat, karantina terhadap dua negara bagian itu saja belum cukup. Mereka mengatakan, lockdown skala nasional dibutuhkan untuk menghentikan orang-orang berpindah dari suatu negara bagian ke wilayah lainnya sebab mereka berpotensi membawa virus.

Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal mengatakan, keputusan Modi untuk memperpanjang masa karantina nasional sangat tepat. Inilah lockdown Covid-19 terbesar di dunia.

"Hari ini, posisi India lebih baik daripada banyak negara maju karena kami memulai lockdown lebih awal. Jika dihentikan sekarang, semua kemajuan akan hilang," ujar Kejriwal dikutip Channel News Asia, Ahad (12/4).

Para menteri lain yang berbicara melalui konferensi video dengan Modi mengatakan, karantina wilayah yang berakhir padza 14 April diperpanjang selama dua pekan kemudian. Namun demikian, hingga berita ini diterbitkan, pemerintah belum membuat pengumuman resmi.

Menurut laporan, pemerintah Hindu-nasionalis khawatir tentang pembatasan dan larangan penerbangan internasional terhadap ekonomi yang telah melambat bahkan sebelum krisis pandemi Covid-19 muncul. Jutaan orang telah kehilangan pekerjaan dalam tiga pekan terakhir selama masa karantina nasional.

Karantina nasional juga memicu migrasi massal ketika para pekerja menuju desa asal mereka. Kini, setiap negara bagian telah menyatakan terdeteksinya kasus corona.

Maharashtra dan Mumbai tercatat daerah terpapar paling parah. Negara bagian barat memiliki lebih dari 1.600 kasus dan lebih dari 110 kematian total India.

Covid-19 menyebar dengan sangat mengkhawatirkan di distrik Dharavi, Mumbai salah satu daerah kumuh terbesar di Asia. Juru bicara Dewan Mumbai Vijay Khabale-Patil mengatakan bahwa lebih banyak kasus terungkap di kamp-kamp medis yang luas di Dharavi. Dia juga mendesak agar daerah-daerah lain di Mumbai untuk menguji lebih banyak orang.

Dia mengatakan, kini tercatat ada 28 kasus di daerah kumuh dan tiga orang telah meninggal di sana. Sementara ibu kotanya, Delhi, juga mengalami peningkatan jumlah korban dengan lebih dari 180 kasus, sehingga total menjadi 865.

Secara total di seluruh India melaporkan sekitar 8.446  kasus dan 288 kematian pada Ahad (12/4) dini hari. Menurut para petinggi India, Modi paling cepat akan mengumumkan kebijakan barunya pada akhir pekan ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement