Ahad 12 Apr 2020 06:12 WIB

Sorgum Petani Subang Siap Diolah Jadi Hand Sanitizer

Batang sorgum menjadi bahan baku pembiatan bioetanol 70 persen.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Dwi Murdaningsih
Sorgum
Foto: Republika/Desy Susilawati
Sorgum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik (BB Biogen) akan melakukan pengolahan batang sorgum menjadi bahan baku pembiatan bioetanol 70 persen. Sorgum akan diambil dari hasil para petani di Subang yang baru saja melakukan panen biji sorgum.

Kepala BB Biogen Kementan, Mastur, menuturkan, setiap batang sorgum terbukti bisa menghasilkan sekitar 400 mililiter nira. Selanjutnya, nira tersebut melalui proses fermentasi dengan penambahan mikroba khamir (yeast) terutama golongan Saccharomyces cerevisiae.

Baca Juga

Selanjutnya proses fermentasi akan berjalan dalam beberapa hari hingga berbentuk etanol dalam jumlah maksimal. Proses selanjutnya yakni dilakukan penyulingan sehingga diperoleh larutan mengandung bioetanol di atas 70 persen. Larutan tersebut bisa dimanfaatkan untuk menjadi antiseptik di tengah wabah Covid-19 saat ini.

"Bioetanol 70 persen sebenarnya sudah efektif membunuh kuman termasuk virus, namun karena kurang ramah terhadap kulit kita, perlu diproses lebih lanjut dengan menambahkan bahan terutama herbal agar ramah kulit serta aroma yang sesuai. Bahan ini kita sebut hand sanitizer," kata Mastur dalam keterangannya diterima Republika.co.id, Sabtu (11/4).

Ia menjelaskan, pengembangan budidaya sorgum di Subang merupakan kerja sama pemerintah dengan perusahaan swasta, PT Agro Indah Permata (AIP) 21. Perusahaan benih pertanian dan perkebunan tersebut memanfaatkan beberapa varietas unggul baru (VUB) rakitan Balitbangtan seperti sorgum bioguma, super, dan numbu untuk dikembangkan di wilayah Subang.

Sementara itu, Koordinator Lapangan PT AIP 21 Wilayah Subang, Kokom Komariah menyebutkan, Subang memiliki potensi besar untuk pengembangan sorgum sehingga kesempatan itu mesti dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

"Di Subang banyak lahan tidur, saya ingin petani di sini sejahtera karena sorgum adalah makanan sehat yang bisa diolah menjadi beras, tepung, gula dan bahan pangan lainnya," ungkapnya.

Ia menuturkan, terdapat lahan potensial untuk pengembangan tahap pertama sorgum menjadi bioetanol di Subang sekitar 10 hektar. Dalam dua minggu ke depan, akan bertambah lagi sekitar 5 hektare yang siap dipanen. Bagi masyarakat Subang, kata dia, sorgum merupakan sesuatu yang baru, namun terdapat motivasi masyaralat lokal untuk membudidayakan sorgum.

Sebelumnya, Kepala Balitbangtan Kementan, Fadjry Djufry mengatakan bahwa sorgum merupakan komoditas yang dapat dimanfaatkan untuk pangan, pakan dan energi, untuk itu Balitbangtan terus mendorong agar masyarakat memanfaatkan sorgum, khususnya VUB rakitan Balitbangtan.

"Masih banyak masyarakat yang belum mengenal sorgum sehingga kita harus lebih gencar mengenalkan sorgum kepada masyarakat, termasuk pemerintah daerah karena masih banyak yang belum mengetahui potensi komoditas ini," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement