REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Keluarga Muslim di Inggris memberikan layanan secara sukarela dengan menaruh paket makanan di pintu rumah tetangganya di Sudbrooke, sebuah desa kecil di distrik Lindsey Barat Inggris. Di paket itu diberi tulisan "Selamat bersenang-senang" dan "tetap aman" sebagai pesan yang disampaikan kepada Pauline Loven, seorang wanita berusia 66 tahun.
Sejarawan sekaligus produser film itu tinggal sendirian di rumahnya di desa yang berjarak 9,6 kilometer timur laut dari kota Lincoln. Dia harus tetap di rumah untuk menghindari wabah Covid-19. Kepada Anadolu Agency, dia mengaku sangat tersentuh oleh tindakan kebaikan dari tetangga Muslimnya, Ghana, yang dia temui hanya sekali berbulan-bulan yang lalu.
Dua pekan yang lalu, ketika negara itu memutuskan untuk lockdown, Ghana menyelipkan pesan ke pintu semua orang di lingkungan itu, menawarkan untuk berbelanja, membawa obat-obatan atau menjadi teman yang ramah ramah di telepon. "Kami mengobrol melalui pintu kaca depan, jadi dia tahu kami mengasingkan diri," kata Loven, yang menderita asma.
Beberapa hari kemudian, Ghana dan putranya yang masih remaja menelepon dan menjatuhkan paket perawatan dalam kantong kertas cokelat. Dia mengenakan sarung tangan plastik untuk melindungi paket itu. Berisi tomat, mentimun, dan dua karton jus buah segar.
"Saya menyadari itu adalah penguat vitamin C untuk meningkatkan sistem kekebalan. Juga mengandung pembersih tangan," tambah Loven.
Loven pun bertanya kepada Ghana melalui pintu rumahnya mengapa berbuat baik dan bermurah hati kepada para tetangganya. Ghana menjawab, "Tidak ada, kamu adalah tetangga saya dan keluarga saya".
Ini sangat menyentuh hati Loven, dan perkataan tersebut amat berharga bagi Loven. "Saya sangat tersentuh. Saya tahu bahwa bukan hanya saya yang dia rawat, tetapi lebih banyak lagi orang-orang yang terisolasi yang tinggal di jalanan ini. Saya ingin bertemu dengannya dengan baik ketika ini semua sudah berakhir," kata produser film itu.
Loven mengatakan, meski dia orang Inggris, tetapi pernah tumbuh di Yaman dan Siprus. Karena itu, dia menghargai interkoneksi orang tanpa memandang ras, budaya atau kepercayaan, dan menggambarkannya sebagai hal yang sangat berharga. Masa kanak-kanaknya sangat dipenuhi nuansa keberagaman seperti itu.
"Kita semua dapat berkontribusi untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi satu sama lain," tutur dia.
Bagaimana pun, Loven menekankan, pandemi Covid-19 telah mengajarkan banyak pelajaran kepada umat manusia. "Pandemi global telah menunjukkan kepada kita semua seberapa cepat kita menjalani hidup ini dan seberapa banyak kita menghabiskan sumber daya planet ini dengan sia-sia," katanya.