REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) melakukan Survei Ada Apa Dengan Covid-19 (AADC-19) untuk mengetahui persepsi, kondisi dan pengetahuan anak tentang Covid-19. Salah satu hasilnya mengungkap mayoritas anak tak mau belajar di rumah.
"Berdasarkan hasil survei, khususnya terkait persepsi anak tentang belajar di rumah, sebanyak 58 persen anak merasa tidak senang saat menjalani proses tersebut," ungkap Sekretaris Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak, Eko Novi dalam siaran pers pada Sabtu, (11/4) malam.
Novi menjelaskan alasan ketidaksukaan anak belajar dari rumah lantaran sulit berinteraksi dengan teman-temannya. Anak-anak dianggap sangat membutuhkan interaksi sosial dengan temannya.
"38 persen anak juga menyatakan bahwa sekolah belum memiliki program yang baik dalam penerapan belajar di rumah," ujar Novi.
Novi mendapat data bahwa anak ingin tugas belajar di rumah dilakukan lebih interaktif. Anak-anak kesulitan menangkap pelajaran jika hanya sekedar diberi tugas oleh sekolah.
"Mereka berharap sekolah tidak memberikan tugas terlalu banyak, tapi lebih menerapkan pola belajar dengan komunikasi dua arah dengan guru dan melaksanakan pembelajaran yang efektif,” ucap Novi.