REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- JAKARTA -- Spesialis Komunikasi Perubahan Perilaku Unicef, Rizky Ika Syafitri, memaparkan bahwa mayoritas anak Indonesia masih menerima informasi hoaks terkait virus corona. Hal itu didasari hasil Jajak Pendapat U-Report tentang Covid-19 yang dilakukan Unicef pada Maret 2020 yang melibatkan hampir 4.000 responden berusia 16-18 tahun.
"Dari jajak pendapat tersebut, 64 persen anak mengakui banyak mendapat info yang ternyata hoaks," kata Rizky dalam siaran pers pada Sabtu, (11/4) malam.
Menyikapi fakta itu, Unicef mengembangkan insiatif membuat chatbot agar anak bisa mendapat informasi akurat tentang gejala, pencegahan, dan penanganan Covid-19. Pihaknya bekerja sama dengan pemerintah, muali dari BNPB, Kemkominfo, dan Kantor Istana Presiden.
"Hasilnya, kami mengembangkan website covid19.go.id," ucap Rizky.
Selain itu, Rizky menyebut, sebanyak 76 persen anak sudah melakukan aksi mencegah Covid-19. Adapun 71 persen anak sudah memberi tahu orang lain terkait cara pencegahan tersebut.
Rizky mengimbau para orangtua menjadi panutan bagi anak-anaknya dalam menjaga kebersihan. Dengan demikian anak dan orang tua dapat mengefektifkan program #dirumahaja.
"Anak ini meniru orang dewasa, seperti dengan cuci tangan pakai sabun sesering mungkin, pakai hand sanitizer, gunakan masker jika terpaksa harus keluar rumah, tetap baik, jaga solidaritas, dan bantu sesama dalam menghadapi dan mengatasi wabah ini," ucap Rizky.