REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ratu Elizabeth menyampaikan pesan Paskahnya kepada rakyat Inggris. Dalam pidato pertamanya untuk menandai hari suci umat Kristiani, ia menyatakan bahwa Paskah tak dapat dibatalkan dan virus corona tidak akan mengalahkan manusia.
"Tahun ini, Paskah akan berbeda bagi banyak dari kita, tetapi dengan menjaga jarak, kita menjaga orang lain tetap aman. Namun Paskah tidak dibatalkan, memang, kita membutuhkan Paskah," kata ratu berusia 93 tahun yang juga kepala Gereja Inggris, Sabtu (10/4).
Pekan lalu, Ratu Elizabeth memberikan pidato televisi kelima kalinya dalam 68 tahun masa pemerintahannya untuk mengatakan bahwa jika orang Inggris tetap disiplin dalam menerapkan karantina dan isolasi diri, mereka akan mengalahkan pandemi Covid-19. Pada kesempatan itu, dia merujuk pengalamannya saat Perang Dunia II, tetapi kali ini sang ratu menggunakan pesan Paskah untuk memperkuat pesan itu.
"Penemuan Kristus yang bangkit pada Hari Paskah pertama memberi pengikutnya harapan dan tujuan baru, dan kita semua dapat memerhatikan itu," kata Ratu Elizabeth melalui rekaman audio di Twitter.
"Kita tahu bahwa virus corona tidak akan mengalahkan kita. Segelapnya kematian, terutama bagi mereka yang menderita kesedihan, cahaya dan kehidupan akan selalu lebih besar. Semoga nyala api harapan Paskah yang hidup menjadi panduan yang kuat saat kita menghadapi masa depan."
Pesan ratu disampaikan saat jumlah kematian di Inggris mendekati angka 10 ribu dengan 917 kematian lainnya dilaporkan oleh pejabat kesehatan pada Sabtu. Sang Ratu biasanya bergabung dengan anggota senior keluarga kerajaan lainnya pada upacara Paskah tradisional di Windsor Castle, tempat ia tinggal bersama suaminya, Pangeran Philip (98).
Namun, upacara ini tidak akan dilakukan tahun ini karena pembatasan pertemuan sosial termasuk larangan layanan gereja.
"Saya berharap setiap orang dari semua keyakinan dan golongan agama menikmati Paskah yang diberkati," kata sang ratu.