REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada pekan ini, penolakan jenazah pasien Covid-19 masih saja terjadi. Tidak hanya jenazah warga, oknum provokator juga menolak jenazah perawat yang sudah bertugas di garda terdepan untuk melawan virus mematikan tersebut. Kejadian tersebut diketahui terjadi di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (9/4).
Sekelompok oknum warga diketahui menolak jenazah untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Siwarak, Lingkungan Siwakul, Kelurahan Bandarjo, Ungaran Barat. Tiga oknum tersangka pelaku penolakan pemakaman jenazah pun ditangkap polisi.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) lewat akun Instagram resmi @adihidayatofficial mengatakan, sikap Muslim beriman tidak mungkin menolak jenazah tersebut. “Jangan pernah sekali-kali jika anda Muslim orang beriman menolak jenazah khususnya orang beriman Muslim untuk dimakamkan di pemakaman yang telah tersedia. Jangan sekali-kali lakukan. Khususnya bagi yang wafat terkena Covid ini,”ujar pendiri Al Akyhar Institute tersebut yang dirilis pada Sabtu (11/4).
Menurut Ustaz Adi, Muslim yang meninggal dunia karena wabah dimuliakan Allah SWT dengan statusnya sebagai syuhada. Di dalam hadis Rasulullah SAW, dia disebut sebagai Math’un. Dari Abu Hurairah Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Syuhada’ (Orang yang mati syahid) ada lima, yaitu: Orang yang terkena wabah penyakit Tha’un, orang yang terkena penyakit perut, orang yang tenggelam, orang yang tertimpa reruntuhan bangunan dan yang mati syahid di jalan Allah. “ (HR Al Bukhari (2.829), Muslim (1.914), At Tirmidzi (1.063), Ibnu Majah (2.804), dan Ahmad (2/533).
Mereka yang wafat karena wabah setara dengan orang yang melakukan jihad. Ustaz Adi mengungkapkan, dia diisolasi supaya orang lain tidak tertular dengan virus. Dia dikarantina agar melindung masyarakat. “Karena itu ketika dia wafat Allah memberikan dia apresiasi. Dia diberikan pahala syahid akhirat. Nilainya mati syahid. Allah mengangkat orang ini dengan syahid akhirat dan ada menolaknya, anda siapa?”