REPUBLIKA.CO.ID, KOTA VATIKAN -- Paus Fransiskus memimpin misa Malam Paskah di Basilika Santo Petrus yang kosong di tengah pandemi virus corona pada Sabtu (10/4). Paus mendorong umat Katolik agar tidak menyerah pada rasa takut dan berfokus pada pesan harapan.
Vigili, yang biasanya dilakukan di gereja yang penuh dengan 10 ribu umat, hanya dihadiri oleh puluhan orang, termasuk di antaranya beberapa petugas altar dan kelompok paduan suara yang lebih kecil jumlahnya. Karena wabah virus corona, beberapa upacara penting seperti pembabtisan bagi umat dewasa dan prosesi panjang di lorong utama gereja, ditiadakan.
Paus menyampaikan perbandingan antara kisah Injil tentang para perempuan yang menemukan kuburan Yesus kosong pada hari yang orang Kristiani percayai dia bangkit dari kematian dan keadaan dunia yang tidak pasti saat ini karena pandemi virus corona. "Pada saat itu, ada ketakutan tentang masa depan dan semua yang perlu dibangun kembali. Memori yang menyakitkan, harapan terpatahkan. Bagi mereka, bagi kita, itu adalah saat yang paling gelap," kata Paus Fransiskus dalam homilinya.
Di negara-negara di seluruh dunia, umat Katolik mengikuti misa yang disampaikan oleh para imam di gereja-gereja mereka yang kosong dan disiarkan di televisi atau melalui internet. "Jangan takut, jangan menyerah pada ketakutan: Ini adalah pesan harapan. Ini ditujukan kepada kita, hari ini. Ini adalah kata-kata yang diulangi Tuhan kepada kita malam ini juga," kata Paus.
Dia mendorong umat untuk menjadi "pembawa pesan kehidupan di saat kematian," berkali-kali mengutuk perdagangan senjata dan mendesak mereka yang berkecukupan untuk untuk membantu orang miskin. "Mari kita heningkan tangisan maut, tidak ada lagi perang! Semoga kita menghentikan produksi dan perdagangan senjata, karena kita membutuhkan roti, bukan senjata," kata Paus.
"Akhiri aborsi dan pembunuhan orang-orang tak berdosa. Semoga hati mereka yang memiliki cukup terbuka untuk mengisi tangan-tangan kosong mereka yang tidak memiliki kebutuhan pokok," ujar dia.
Semua kegiatan Paus selama Pekan Suci diubah dan berlangsung tanpa partisipasi publik. Begitu pula dengan acara puncak pada Minggu Paskah, ketika Paus menyampaikan berkat "Urbi et Orbi" (bagi kota dan dunia) dan pesan Paskah.
Misa Minggu Paskah biasanya dihadiri hingga 100.000 orang di Lapangan Santo Petrus. Tahun ini, misa itu diadakan di dalam gereja dengan kurang dari 20 orang perwakilan jemaat.