Ahad 12 Apr 2020 16:05 WIB

Polisi Mesir Tindak Tegas Warga Tolak Pemakaman Korban Covid

Sebanyak 23 orang ditangkap di Mesir setelah insiden penolakan pemakaman korban Covid

Red: Nur Aini
 Warga berkumpul di depan National Cancer Institute, Kairo, setelah Mesir mengumumkan ada 15 kasus positif Covid-19 di rumah sakit tersebut yang melibatkan tiga dokter dan 12 perawat pada  4 April 2020.
Foto: EPA
Warga berkumpul di depan National Cancer Institute, Kairo, setelah Mesir mengumumkan ada 15 kasus positif Covid-19 di rumah sakit tersebut yang melibatkan tiga dokter dan 12 perawat pada 4 April 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Polisi Mesir menindak tegas dengan tembakan gas air mata warga di desa dekat Delta Nil karena menolak pemakaman dokter yang meninggal akibat terpapar virus corona Covid-19, Sabtu (11/4).

Kementerian Dalam Negeri menyebutkan 23 orang ditangkap dan jaksa penuntut umum menyatakan kantornya akan menyelidiki insiden tersebut. Tayangan di media sosial menunjukkan puluhan orang mengadang ambulans menuju tempat pemakaman di desa tersebut lantaran khawatir jenazah dapat menularkan virus. Mereka berhamburan ketika polisi menembakkan tabung gas air mata.

Baca Juga

Dar al-Ifta Mesir, otoritas pusat yang berwenang mengeluarkan fatwa, mengatakan pada Sabtu bahwa siapa pun yang meninggal akibat virus corona harus ditangani sesuai ajaran agama dan "jenazahnya dihormati".

Jenazah pengidap virus corona harus dibersihkan secara hati-hati dan dibungkus dengan kantong tertutup agar tidak menyebarkan infeksi, menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Khaled Megahed kepada lembaga penyiar Mesir milik Arab Saudi, MBC Masr.

Mesir pada Sabtu mencatat 145 kasus baru Covid-19, menambah total menjadi 1.939 kasus termasuk 146 kematian. Ikatan dokter Mesir menyebutkan hingga kini 43 dokter tertular penyakit tersebut dan tiga dokter lainnya gugur dalam perang melawan corona.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement