SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM- Pemkab Sragen terus mengawasi perkembagan para warga yang tercatat sempat mengikuti acara Ijtima Ulama Dunia di Gowa, Sulawesi Selatan, akhir Maret 2020 lalu.
Hal itu menyusul meninggalnya dua peserta Ijtima Ulama asal Karanganyar dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) corona virus, dalam dua hari terakhir.
Padahal, jumlah warga Sragen yang pernah mengikuti Ijtima Ulama di Gowa lalu, ternyata diam-diam mencapai 130 orang.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sragen mengatakan pihaknya memang terus memantau para warga eks Ijtima Ulama Gowa.
Mereka diketahui sudah tiba di Sragen pada 25 Maret 2020 bersamaan dengan rombongan dari Karanganyar. Menurutnya, dari pemantauan ratusan warga, belum ada satu wargapun yang menunjukkan gejala mengarah pada Covid-19.
"Kami terus pantau kondisinya dan kami edukasi serta arahkan untuk isolasi mandiri selama 14 hari. Alhamdulillah belum ada yang mengarah pada gejala Covid-19," paparnya Minggu (12/4/2020).
Bupati menjelaskan ketika kali pertama tiba, semua peserta Ijtima Ulama itu dimasukkan dalam kategori pelaku perjalanan (PP). Sesuai prosedur, PP diwajibkan menjalani karantina mandiri selama 14 hari, dengan kewajiban melaporkan kondisinya setiap hari.
Pemantauan dilakukan baik oleh Puskesmas di masing-masing domisili mereka maupun dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK). "Kalau hitungannya dari karantina mandiri sejak 25 Maret, hari ini sudah lebih dari 14 hari. DKK sudah lapor, tidak ada yang menunjukkan gejala (mengarah COVID-19)," terangnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Hargiyanto menyebutkan, rombongan Ijtima Dunia yang tiba di Sragen berjumlah 142 orang. Setelah didata, diketahui 12 merupakan warga luar kota.
"Hingga hari ini, dari seluruh peserta rombongan yang kita pantau, tidak ada yang menunjukkan gejala mengarah COVID-19. Sehingga tidak ada yang kategori ODP maupun PDP," kata Hargiyanto.
Sementara terkait meninggalnya dua PDP peserta Ijtima Dunia asal Karanganyar, pihaknya mengaku masih melakukan pendalaman. Ia memastikan pihaknya akan segera melakukan contact tracing, apabila ada indikasi kontak erat dengan pasien COVID-19.
Seperti diketahui, dua peserta Ijtima Ulama asal Karanganyar yakni dari Mojogedang dan Colomadu, dilaporkan meninggal dunia pada Jumat (10/4/2020) dan Minggu (12/4/2020). Mereka sempat dirawat dan meninggal dalam status PDP.