REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengaku sangat senang mendengar parlakuan warganya yang luar biasa dalam menerima pasien Covid-19 yang pulang. Bukan hanya menerima kembalinya pasien, warga di Kampung Gunung Siman, Kelurahan Cigantang, Kecamatan Mangkubumi, juga akan ikut memfasilitasi kebutuhan harian pasien selama isolasi mandiri 14 hari.
Menurutnya itu menjadi modal besar bagi pasien menghadapi stigma negatif yang selama ini berkembang luas. "Itu sangat luar biasa. Walaupun kita jaga jarak, hati dan kepedulian semakin dekat," katanya, Sabtu (11/4).
Budi mengatakan, pasien yang positif corona tak lain adalah saudara kita semua. Karenanya, mereka harus terus dibantu secara moril. Dengan dukungan itu, pasien akan semakin semangat menjalani isolasi mandiri.
Ia mengingatkan warga untuk terus menerima pasien Covid-19 yang pulang. Termasuk juga menerima proses pengurusan jenazah jika ada pasien yang meninggal.
Budi mengakui, sempat ada kesalahpahaman warga dengan petugas medis ketika ingin mengurus jenazah pasien Covid-19 yang meninggal di Kota Tasikmalaya. Namun, setelah diberi edukasi dan pemahaman, warga Kota Tasikmalaya kini tak lagi mempermasalahkannya. "Sekarang, semua sudah mengerti," katanya.
Sebelumnya, sejumlah aparat dan warga Kampung Guning Siman, Kelurahan Cigantang, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, menyambut kepulangan salah satu pasien Covid-19 setelah melewati masa isolasi di rumah sakit. Sambutan itu sebagai dukungan moril kepada pasien yang masih harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, pasien yang dipulangkan itu memang pernah terkonfirmasi positif Covid-19 melalui uji cepat atau rapid test. Namun, pasien sudah melewati isolasi di rumah sakit dan kondisinya sudah optimal. Pasien diperbolehkan menjalani isolasi mandiri di rumahnya setelah dokter penanggungjawabnya memberi rekomendasi, dengan catatan pasien harus komitmen.
Keluarga dan warga di sekitar rumah pasien juga sudah mendapatkan edukasi, agar tidak khawatir dengan keberadaannya. Sebab, ketika tak ada kontak erat dengan pasien, virus Corona tak akan menular.
"Keluarga sudah siap untuk melakukan isolasi mandiri, tapi tentu dalam pengawasan kita efektivitasnya. Kita juga sudah memperhitungkan kalau itu tidak akan berdampak ke keluarga dan warga sekitar. Makanya diizinkan untuk pulang," katanya.
Uus mengatakan, pasien itu adalah salah satu orang yang dikonfirmasi positif Covid-19 tanpa adanya gejala medis. Kondisi medis pasien sangat optimal. Begitu pula dengan kondisi psikologisnya."Dia ini tinggal tunggu hasil lab terakhir saja," katanya.
Menurut Uus, sesuai aturan yang ada, semua orang yang tak memiliki gejala medis, baik itu orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), bahkan terkonfirmasi positif, dapat melakukan isolasi mandiri di rumah. Asalkan, pasien berkomitmen untuk menjalani isolasi mandiri.
Dalam melakukan isolasi mandiri, yang dibutuhkan pasien adalah dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar. Karena itu, ketika terdapat sambutan hangat dari warga sekitar yang menerima pasien, Uus mengaku sangat senang. Sebab, dukungan itu akan menjadi modal besar bagi pasien untuk sembuh. "Itu menimbulkan optimisme kalau Covid-19 itu bisa dilawan bersama. Jangan sampai Covid-19 dianggap sesuatu hal yang sangat menakutkan dan memalukan. Semua orang punya potensi terkena, tapi kita harus saling mendukung," katanya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, tercatat 10 kasus pasien positif Covid-19. Sebanyak dua pasien sudah dinyatakan sembuh, satu pasien meninggal, dan sisanya masih menjalani isolasi. Uus mengatakan, dua pasien yang telah dinyatakan negatif masih belum dipulangkan. Sebab, dua pasien itu masih memiliki penyakit bawaan yang mesti disembuhkan terlebih dahulu. Rencananya, pasien sudah dapat pulang pada esok atau lusa.