REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah dinyatakan sembuh dari infeksi virus Corona dan dibolehkan keluar dari rumah sakit. Dia akan menjalani pemulihan di kediamannya di Chequers.
"Berdasarkan saran dari tim medis, perdana menteri tidak akan langsung bekerja. Dia mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim medis di Rumah Sakit St Thomas atas perawatan yang mereka berikan," ujar pernyataan resmi pemerintah.
Johnson dibawa ke Rumah Sakit St Thomas pada 5 April karena menderita demam tinggi dan batuk secara terus menerus, akibat infeksi virus Corona tipe baru atau Covid-19.
Dia dipindahkan ke ruang perawatan intensif pada 6 April hingga 9 April. Johnson kemudian berada di kamar perawatan untuk pemulihan hingga akhirnya dibolehkan pulang.
Sebelumnya, Johnson menyatakan bahwa dia berutang nyawa kepada tim medis yang merawatnya. Hal ini diutarakan setelah dia keluar dari ruang perawatan intensif, karena infeksi Covid-19. "Rasa terima kasih saja tidak cukup. Saya berutang nyawa kepada mereka," ujar Johnson.
Tunangan Johnson, Carrie Symonds menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh staf Layanan Kesehatan Nasional (NHS). Symonds diketahui memiliki gejala infeksi virus Corona dan telah menjalani karantina secara mandiri.
"Pekan lalu adalah hari yang gelap untuk hidup saya. Saya ikut merasakan kesedihan yang dihadapi oleh orang-orang di luar sana di tengah situasi seperti, terutama ketika orang yang mereka cintai mengalaminya," ujar Symonds.
Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel mengatakan, Johnson terus membuat kemajuan yang sangat baik. Dia memerlukan waktu untuk beristirahat, sebelum kembali bekerja.
Johnson adalah pemimpin dunia pertama yang dirawat di rumah sakit karena terinfeksi virus Corona. Selama menjalani perawatan, pemerintahan Inggris dijalankan oleh Menteri Luar Negeri Dominic Raab.
Pada Sabtu, jumlah kematian akibat Covid-19 mendekati angka 10.000. Jumlah tersebut mencapai rekor tertinggi kelima secara global.