REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Legenda dunia balap asal Inggris, Sir Stirling Craufurd Moss, meninggal dunia. Stirling Moss meninggal pada usia 90 tahun setelah sakit berkepanjangan.
"Dia meninggal sebagaimana dia hidup, tetap terlihat mengagumkan, dia hanya lelah pada akhirnya dan dia menutup mata indahnya," kata sang istri, Susie, kepada harian Daily Mail, Ahad (12/4).
Media Inggris menyebut Moss meninggal karena ada infeksi di bagian dadanya yang ia dapati di Singapura pada Desember 2016. Hal itu membuatnya pensiun dari publik dua tahun kemudian. Tak ada indikasi yang menyebut Moss meninggal berkaitan dengan virus corona.
Moss berada di jajaran pebalap Formula 1 terbaik sepanjang masa. Meskipun, ia belum pernah memenangi satu pun kejuaraan dunia. Namun finis runner-up empat kali, dan peringkat ketiga di tiga tahun kejuaraan lainnya.
Menjadi rekan satu tim juara dunia lima kali asal Argentina Juan Manuel Fangio di tim Mercedes, Moss menyintas salah satu era paling mematikan di dunia balap dengan memenangi 16 grand prix di tahun 1950-an dan awal 1960-an. Moss juga menjadi orang Inggris pertama yang memenangi grand prix di kandang, mengalahkan Fangio di sirkuit Aintree di Liverpool untuk Mercedes pada 1955.
"Seorang pesaing yang luar biasa, pembalap yang sangat berbakat, dan pria yang sempurna, ia meninggalkan tanda kebesaran tak terhapuskan pada sejarah motorsport internasional," kata McLaren, menyampaikan belasungkawa.
Kemudian mantan pebalap F1 yang kini menjadi komentator Martin Brundle melihat Moss sebagai seorang pebalap yang tangguh dan sopan. Namun karena sifat sportifnya, Moss gagal menjadi juara dunia pertama asal Inggris setelah ia membela tindakan rival senegaranya Mike Hawthorn menyusul insiden di Grand Prix Portugal 1985.
Moss meyakinkan steward sehingga membuat Hawthorn terhindar dari penalti pemotongan enam poin. Hawthorn tahun itu pun memenangi kejuaraan dengan selisih satu poin.
"Saya merasa itu tidak benar dan saya datang dan memberi bukti atas nama Mike dan mengatakan dia tak seharusnya didiskualifikasi," kata Moss seperti dilansir Reuters.
Moss memandang Grand Prix Monako 1961 sebagai balapan F1 terbaik yang ia jalani tapi Mille Miglia 1955, balapan mobil sport di jalanan raya Italia, menjadi salah satu yang dikenang. Moss menjalani etape terakhir, sekitar 83 mil dari Cremona menuju Brescia, dengan kecepatan rata-rata 165,1 mil per jam.
Karir dunia balapnya selesai pada 1962 menyusul kecelakaan di trek Goodwood di Sussex, di selatan Inggris, yang menyebabkan Moss koma selama satu bulan dan lumpuh sebagian selama enam bulan. Pada 2000, Moss mendapat gelar bangsawan dari kerajaan Inggris karena kontribusinya di dunia balap. Putra dari dokter gigi itu kemudian pensiun dari segala kegiatan balap pada 2011 ketika ia berusia 81 tahun.