Insiden ini lalu diikuti kampanye pedas terhadap komunitas Muslim India oleh politikus sayap kanan dan bagian dari media arus utama. Kampanye ini mengeklaim sebagai bagian dari "perang Islam" melawan India yang mayoritas Hindu.
Seorang pakar mengatakan, tindakan itu mirip dengan "bio-Jihad" dan umat Islam seperti "bom manusia". Mereka menuntut kesepakatan pemerintah dengan pelanggar seperti teroris. Namun, ada anggota komunitas Hindu yang menentang kekerasan tersebut.
"Memang benar kebencian meningkat di India selama beberapa tahun terakhir, ketegangan di masyarakat meningkat," kata seorang aktivis hak-hak Hindu, Rahul Easwer.
Ia menilai Jamaah Tabligh bisa menjadi sedikit lebih berhati-hati dalam berkegiatan. Namun, orang-orang tidak menganggap serius pandemi ini sampai Maret karena ada pesan halus dari pemerintah.