REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Ketua Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) Steve Dainton mengatakan, kejuaraan dunia tenis meja perorangan tahun ini dihapuskan. Turnamen mega Grand Smash yang baru, dijadikan sebagai penggantinya.
Kejuaraan dunia diadakan untuk pertama kalinya pada 1926 dan gelar individu telah diputuskan setiap tahun sejak acara tim digabung menjadi turnamen terpisah pada tahun 2003.
Dalam sebuah surat terbuka luas, sebagian besar membahas dampak pandemi corona virus pada olahraga, Dainton menyarankan menjaga kejuaraan tim dan turnamen olimpiade, tetapi menyingkirkan kejuaraan individu.
“Idenya adalah bahwa kami berencana untuk akhirnya memiliki tiga hingga empat Grand Smash per tahun,” tuli Dainton dilansir dari laman Reuters, Senin (13/4).
Ajang ini akan sama atau lebih besar dari kejuaraan individu dunia. Akan membingungkan kalender dan pasar jika ITTF juga memiliki kejuaraan individual dunia. "Tiga hingga empat acara besar yang diadakan di panggung internasional setiap tahun akan menjangkau khalayak yang lebih besar dan akan tampil jauh lebih baik daripada sekali setiap dua tahun," jelas Dainton.
Dari acara ini, ITTF juga akan dapat mendefinisikan juara dunia individu. Turnamen Grand Smash adalah bagian dari inisiatif World Table Tennis untuk membuat olahraga ini lebih sukses secara komersial.
Dainton mengatakan, jeda untuk olahraga yang disebabkan oleh krisis virus corona adalah kesempatan untuk merenungkan dan bekerja pada semua bidang. Tenis meja, seperti halnya dengan semua olahraga profesional, telah mengambil keuntungan besar secara finansial dari penutupan covid-19 dan meskipun staf ITTF menyetujui pemotongan gaji, Dainton mengatakan lebih banyak penghematan akan diperlukan untuk menjaga agar olahraga tetap berjalan.
“Meskipun diperlukan pengorbanan yang berat, kami akan memastikan bahwa ITTF selamat dari periode yang sulit ini,” tegas Dainton.