Senin 13 Apr 2020 11:32 WIB

Sopir Angkutan di Lebak Keluhkan Pendapatan Merosot

Sopir angkutan kota dan perdesaan di Lebak mengeluhkan sepinya penumpang

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Petugas memasang masker berbahan kain kepada sopir angkot. Sopir angkutan kota dan perdesaan di Lebak mengeluhkan sepinya penumpang. Ilustrasi.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Petugas memasang masker berbahan kain kepada sopir angkot. Sopir angkutan kota dan perdesaan di Lebak mengeluhkan sepinya penumpang. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK - Sejumlah sopir angkutan perkotaan dan pedesaan di Kabupaten Lebak, Banten mengeluhkan pendapatan yang tidak mampu untuk melunasi setoran. Merosotnya pendapatan para sopir ini akibat merebaknya pandemi Covid-19.

Maman, seorang angkutan kota (angkot) jurusan Trayek Terminal Sunakalijaga - Ciawi Rangkasbitung, mengatakan sejak sepekan terakhir tak memberi setoran ke pemilik kendaraan. "Pendapatan sekitar Rp 80 ribu per hari. Pendapatan sebesar itu habis membeli BBM Rp 50 ribu dan pulang membawa Rp 30 ribu untuk makan keluarga," kata Maman pada Ahad (12/4).

Baca Juga

Penumpang angkutan relatif sepi karena adanya aturan pemerintah untuk pencegahan penyebaran Covid-19. Menurut Maman penumpang menuju Pasar Rangkasbitung yang menjadi andalan pendapatan sama sekali tidak ada. Bahkan akhir pekan ini kebanyakan warga berada di rumah bersama keluarga.

Beruntung ia memiliki langganan tetap para pedagang sayuran yang hendak berbelanja ke Pasar Rangkasbitung. Dari mereka, mulai dini hari sampai pagi Maman mengangkut sayuran. "Pendapatan dari pedagang itu sekitar Rp 80 ribu dan beruntung pemilik kendaraan cukup baik jika tidak bisa membayar setor Rp 100 ribu per hari," katanya.

Kondisi serupa juga dialami Budi, sopir angkot trayek Terminal Sunankalijaga - Pasir Ona Rangkasbitung. Ia mengataka kebingungan karena penumpang sama sekali sepi, bahkan perjalanan terkadang kosong tanpa penumpang.

Pendapatan sebagai sopir angkot pun jatuh akibat terdampak wabah corona. Budi pun mengaku tak mampu untuk membayar setoran angkutan. "Kami sejak sepekan ini punya utang sama bos pemilik angkutan karena pendapatan tekor dan hanya cukup pulang ke rumah bawa Rp 20 ribu," katanya.

Kepala Pjs Terminal Bus Mandala Rangkasbitung, Kosasih, mengatakan selama ini angkutan yang melayani perkotaan, perdesaan, AKAP, dan AKDP tampak sepi. Penumpang yang naik maupun turun bisa dihitung dengan jari.

Saat ini hanya ada 13 keberangkatan bus dengan penumpang sekitar 120 orang dan 15 bus kedatangan dengan 155 orang penumpang. Padahal, lanjut dia, sepekan sebelumnya kedatangan dan keberangkatan hingga 95 bus dengan penumpang di atas empat ribu orang.

Kebanyakan penumpang tersebut bertujuan Tangerang, Jakarta, Bekasi, Bogor, dan Bandung. "Kami berharap penyebaran corona itu bisa mereda dan angkutan kendaraan kembali normal," kata Kosasih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement