Senin 13 Apr 2020 13:32 WIB

Volume Sampah di Depok Meningkat

Setiap hari ada 1.400 ton sampah warga Depok yang dibuang ke TPA Cipayung.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Friska Yolandha
Pekerja membawa sampah menggunakan gerobak melintasi plastik yang menutup tumpukan sampah di TPA Cipayung, Depok, Jawa Barat, Jumat (6/2). Volume sampah rumah tangga Kota Depok meningkat signifikan setelah penerapan bekerja dari rumah oleh pemerintah setempat.
Foto: WAHYU PUTRO A/ANTARA FOTO
Pekerja membawa sampah menggunakan gerobak melintasi plastik yang menutup tumpukan sampah di TPA Cipayung, Depok, Jawa Barat, Jumat (6/2). Volume sampah rumah tangga Kota Depok meningkat signifikan setelah penerapan bekerja dari rumah oleh pemerintah setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sebagian besar pekerja di Jakarta dan kota satelit menerapkan bekerja dari rumah (work from home/WFH). Akibatnya, volume sampah rumah tangga meningkat.

Hal itu salah satunya terjadi di Kota Depok. Sampah rumah tangga mengalami penambahan volume 100 ton per hari.

Baca Juga

"Peningkatan jumlah sampah ada semenjak kebijakan WFH," kata Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Iyay Gumelar di Kantor DLHK Kota Depok, Senin (13/4).

Peningkatan volume sampah rumah tangga disebabkan oleh aktivitas masyarakat lebih banyak di rumah. Sehingga produksi sampahnya juga tidak seperti hari-hari biasanya.

"Sebelum pendemi Covid-19, sampah rumah tangga di Kota Depok dalam sehari 600 ton, namun setelah masyarakat menjalankan WFH dalam sehari mencapai 700 ton," ungkap Iyay.

Menurut Iyay, setiap hari ada 1.400 ton sampah warga Depok yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung. Namun, kondisi TPA Cipayung sudah overload dan solusinya adalah dengan pemindahan pembuangan sampah ke TPA Regional Lulut-Nambo di Kabupaten, Bogor, Jawa Barat yang sudah direncanakan sejak 2018 lalu.

"Kondisi ini sudah overload, makanya kita sangat berharap sekali segera dapat melakukan pemindahan pembuangan sampah ke TPA Regional Lulut-Nambo. Tapi kembali tertunda karena situasi pandemi Covid-19. Mungkin pembahasan akan dilanjutkan usai pandemi Covid-19 berlalu," jelasnya.

Dia mengutarakan, pihaknya saat ini melakukan pengurangan volume sampah dengan memanfaatkan bank-bank sampah dan UPS (Unit Pengelolaan Sampah) yang ada di Kota Depok. Tercatat ada 600 bank sampah dan 32 UPS yang aktif di Kota Depok. "Keberadaan bank sampah dan UPS bisa mengurangi sampah 20 persen dari jumlah yang akan dibuang ke TPA Cipayung," terang Iyay.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement