REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Ribuan pengungsi Suriah mulai kembali ke rumah-rumah mereka di provinsi Idlib, meski wilayah tersebut masih dilanda konflik. Para pengungsi memilih untuk pulang karena memiliki rasa takut bahwa virus corona dapat menyebar cepat di kamp-kamp pengungsian di dekat perbatasan Turki.
Sekitar satu juta warga Suriah melarikan diri dari Idlib dan pedesaan sekitarnya, setelah pasukan pemerintah yang didukung Rusia meningkatkan serangan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki kelompok pemberontak. Eskalasi konflik di wilayah tersebut mulai reda sejak Maret lalu, ketika Turki yang mendukung kelompok oposisi pemberontak menyetujui gencatan senjata dengan Rusia.
Gencatan senjata membuat para pengungsi dihadapkan kepada dua pilihan yang sulit. Mereka harus memilih antara tetap berada di kamp pengungsian dengan tingginya risiko penyebaran virus corona, atau kembali ke rumah dan kemungkinan akan terjebak dalam konflik baru.
"Hidup kita berubah dari bahaya ke bahaya saat kita melarikan diri dari pemboman, rezim, dan konflik, menjadi kepadatan dan virus corona," kata salah satu pengungsi, Abu Abdo (45 tahun).