REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Kasus virus corona Covid-19 di Kota New York, Amerika Serikat (AS), telah melampaui China dan Inggris. Berdasarkan data resmi yang dirilis pemerintah, saat ini New York memiliki sedikitnya 104.410 kasus Covid-19.
Pada Ahad (12/4), Pemerintah Kota New York mencatat peningkatan 5.695 kasus Covid-19. Sementara itu, korban meninggal telah berjumlah 6.898 jiwa.
Data itu menempatkan New York di atas China dan Inggris dalam hal jumlah kasus Covid-19. Hingga berita ini ditulis, Inggris memiliki 84.279 kasus, sedangkan China 82.160 kasus.
Wali Kota New York Bill de Blasio mengungkapkan, sepanjang pekan lalu rumah sakit di kotanya menghadapi situasi yang sangat sulit. Pasien positif dan korban meninggal terus bertambah.
“Kita tidak pernah meremehkan musuh yang kita lawan ini. Virus corona ganas dan telah memberi kami tantangan yang belum pernah kami lihat sebelumnya,” ujar De Blasio, seperti dilaporkan CNN.
Pada Sabtu (11/4) pekan lalu, De Blasio memutuskan menutup sekolah hingga September mendatang. Hal itu dilakukan agar penyebaran Covid-19 dapat terus dikekang. “Tahun depan akan menjadi tahun akademik terbesar yang pernah dimiliki sekolah umum di New York," ucapnya dalam sebuah konferensi pers, dikutip laman the Guardian.
De Blasio mengakui, bukan keputusan mudah untuk menutup sekolah hingga September. Pasalnya, sebanyak 1,1 juta siswa harus terus mengikuti kegiatan belajar-mengajar secara daring atau online.
Namun, de Blasio berpendapat keputusan tersebut sudah tepat. "Itu juga keputusan yang dibuat sedikit lebih jelas oleh fakta bahwa pembelajaran jarak jauh makin berhasil dan terus berhasil setiap hari," ujarnya.