Senin 13 Apr 2020 14:50 WIB

Presiden El Salvador Ancam Pengemudi yang Langgar Aturan

SIM warga El Salvador akan dicabut jika mengemudi tanpa keperluan.

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
SIM warga El Salvador akan dicabut jika mengemudi tanpa keperluan. Ilustrasi
Foto: http://www.sussexsaferroads.gov.uk
SIM warga El Salvador akan dicabut jika mengemudi tanpa keperluan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SAN SALVADOR - Siapa pun yang mengendarai mobil di El Salvador tanpa memiliki alasan untuk keluar dari rumah akan dicabut surat izin mengemudi (SIM)-nya. Pernyataan ini disampaikan Presiden Nayib Bukele.

Hal itu dilakukan untuk menegakkan aturan yang diberlakukan sebagai upaya untuk mengekang penyebaran virus corona. Bukele dan para pemimpin Amerika Tengah lainnya telah menerapkan tindakan cepat dan ketat setelah kasus pertama virus corona.

Baca Juga

Namun, dalam beberapa pekan terakhir ribuan orang di wilayah tersebut ditahan karena melanggar aturan. Di Twitter, Bukele mengatakan, warga yang berjalan di jalanan umum tanpa masker juga akan dilarang.

Atas permintaannya, Kongres El Salvador pada 14 Maret menyetujui pemerintahan darurat, yang untuk sementara menangguhkan hak untuk kebebasan bergerak dan kebebasan berserikat. Sepekan kemudian, Bukele mengeluarkan karantina wajib di rumah, mengancam penahanan selama 30 hari bagi siapa saja yang melanggar aturan itu.

Berdasarkan aturan itu, hanya satu orang per keluarga yang diizinkan keluar untuk membeli makanan atau obat-obatan. Hanya pekerja bank, pengemudi, karyawan restoran dan distributor, jurnalis, pejabat, tentara, polisi, pekerja supermarket, pekerja transportasi, dan pekerja kesehatan yang dapat meninggalkan rumah mereka.

Mereka harus membawa surat keterangan dari perusahaan dan surat dari majikan mereka untuk membuktikan bahwa mereka diizinkan keluar. Organisasi hak asasi manusia mengatakan, pemerintahan darurat telah memungkinkan pejabat, polisi, dan militer bertindak sewenang-wenang, melakukan pelanggaran hak, dan penangkapan ilegal.

Para kritikus mengatakan, langkah-langkah itu belum diterapkan secara merata. Hal ini mengutip laporan media bahwa makanan diselundupkan ke pusat penahanan untuk pejabat pemerintah dan bahwa seorang pemimpin partai Bukele dibebaskan setelah menabrak mobil dalam keadaan mabuk.

Pada 5 April, Bukele mengatakan, karantina akan diperpanjang selama dua pekan hingga 28 April. Bukele juga minta pejabat keamanan harus lebih keras terhadap orang-orang di jalan. Siapa pun yang melanggar karantina harus disita mobilnya.

"Saya tidak peduli jika orang mengatakan di media sosial, 'Hei, mereka mengambil mobil saya. Hei, mereka memutar pergelangan tangan saya.' Ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kematian keluarga Anda atau kematian orang lain," katanya.

Mahkamah Agung El Salvador kemudian mengatakan, polisi tidak memiliki hak menyita kendaraan atau properti lainnya. Pada Ahad, negara berpenduduk 6,5 juta orang ini memiliki 125 kasus virus corona dan enam kematian.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement