Senin 13 Apr 2020 14:58 WIB

Bawang Merah Mahal, Bulog Siap Ditugaskan untuk Stabilisasi

Bulog telah memiliki fasilitas gudang penyimpanan untuk bawang merah di Brebes.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Hiru Muhammad
Seorang pedagang menata bawang merah di pasar tradisional Manonda, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (11/4/2020). Harga sejumlah bumbu masak dan bahan pangan di pasar tradisional tersebut cenderung turun karena kurangnya pembeli sejak wabah COVID-19 merebak
Foto: BASRI MARZUKI/ANTARA FOTO
Seorang pedagang menata bawang merah di pasar tradisional Manonda, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (11/4/2020). Harga sejumlah bumbu masak dan bahan pangan di pasar tradisional tersebut cenderung turun karena kurangnya pembeli sejak wabah COVID-19 merebak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga bawang merah dalam beberapa hari terakhir terus mengalami lonjakan hingga mengalami kelangkaan pasokan. BUMN Pangan, Perum Bulog, menyatakan siap jika pemerintah memberikan penugasan untuk melakukan operasi pasar.

Sekretaris Perusahaan Bulog Awaluddin Iqbal menuturkan, dalam melakukan stabiliasi harga pangan, tiga komoditas yang dimandatkan kepada Bulog yakni beras, jagung, dan kedelai. Bulog, untuk sementara fokus pada beras yang menjadi bahan pangan utama masyarakat.

Adapun diluar itu, terdapat komoditas gula dan daging kerbau yang telah diberikan penugasan kepada pemerintah untuk melakukan stabilisasi harga. Terutama, penugasan stabilisasi ditempuh dengan importasi lantaran produksi dalam negeri belum mencukupi.

"Bawang merah, sampai saat ini kita tidak ada penugasan, tapi kita siap untuk itu karena infrastruktur kita cukup," kata Awaluddin, Senin (13/4).

Awaluddin menuturkan, saat ini Bulog telah memiliki fasilitas gudang penyimpanan untuk bawang merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah yang menjadi sentra. Hanya saja, ketika tidak ada penugasan untuk pemerintah, fasilitas itu digunakan untuk bisnis komersial sebagaimana biasanya.

"Kita memang punya fasilitas itu, tapi bisnis sehingga ada untung rugi. Beda kalau penugasan dari pemerintah untuk stabilisasi harga," ujarnya.

Sebelum ada penugasan tambahan, Bulog akan tetap fokus untuk mengamankan pasokan beras, gula, dan daging. Terlebih menjelang bulan puasa, komoditas tersebut harus sudah tersedia dengan cukup.

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) mencatat, rata-rata harga bawang merah secara nasional hingga Senin (13/4) mencapai Rp 43.250 per kilogram (kg) atau naik Rp 700 dari hari sebelumnya. Khusus di wilayah ibu kota, bawang merah dihargai Rp 58.350 per kg. Harga normal bawang merah di pasaran yakni sekitar Rp 30 ribu per kg.

Pergerakan harga bawang merah mulai mendekati harga bawang putih yang mengalami masalah kelangkaan sejak awal tahun. Bawang putih secara nasional dihargai Rp 43.800 atau mengalami penurunan Rp 1.050 per kg dari hari sebelumnya.

Kepala Distribusi Cadangan Pangan, Kementan, Inti Pertiwi mengakui, sentra bawang merah, khususnya di Brebes, Jawa Tengah sedang tidak terdapat panen. Begitu pula pada sentra di Cirebon, Jawa Barat.

Inti mengatakan, sejauh ini panen hanya di Kabupaten Demak, Jawa Tengah dan Enrekang, Sulawesi Selatan. Hanya saja, dua hasil produksi tersebut fokus pada wilayah sekitar dan tidak dipasok ke wilayah Jakarta dan sekitarnya yang tengah membutuhkan suplai tambahan.

Sebagaimana diketahui, wilayah Jabodetabek tengah dan akan melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat wabah Covid-19 sehingga ketersediaan pangan wajib tercukupi. Kenaikan harga pangan rawan terjadi di tengah banyaknya pembatasan aktivitas perdagangan. "Kami akan minta dari Demak segera masuk Jakarta. Jika tidak cukup, kami akan datangkan dari Enrekang," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement