Senin 13 Apr 2020 15:08 WIB

Dokter: Kepanikan Berlebihan Gegara Corona Akibatkan Stres

Selama tinggal di rumah, harus tetap menjaga pola hidup yang sehat.

Instruktur zumba memimpin latihan secara daring di sebuah tempat kebugaran di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (11/4/2020). Kelas Zumba daring tersebut diharapkan dapat memfasilitasi masyarakat untuk berolahraga di rumah masing-masing guna mencegah penyebaran VIrus Corona (COVID-19).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Instruktur zumba memimpin latihan secara daring di sebuah tempat kebugaran di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (11/4/2020). Kelas Zumba daring tersebut diharapkan dapat memfasilitasi masyarakat untuk berolahraga di rumah masing-masing guna mencegah penyebaran VIrus Corona (COVID-19).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Seorang dokter spesialis kejiwaan mengingatkan bahwa kekhawatiran dan kepanikan yang berlebihan dalam menghadapi pandemi COVID-19 dapat mengakibatkan stres, cemas, gelisah atau bahkan marah.

"Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengendalikan atau membatasi informasi yang diterima," kata pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) Sumatera UtaraDessy Mawar Zalia di Medan, Senin (13/4).

Ia mengatakan, untuk menghadapi stres itu, yang bisa dilakukan adalah membatasi informasi. Artinya mencari informasi yang sumbernya jelas, sehingga informasi yang didapatkan adalah informasi-informasi yang tidak berlebihan.

Kedua, apabila sudah mengalami cemas atau khawatir yang berlebihan, kata Dessy, bisa melakukan teknik relaksasi, yaitu dengan cara latihan pernapasan atau melakukan meditasi.

Bisa juga melakukan olahraga secara teratur, seperti Yoga untuk merelaksasikan tubuh, mengurangi rasa cemas ataupun gelisah yang berlebihan. Selanjutnya, yang ketiga, membatasi aktivitas untuk beberapa saat terakhir ini.

Namun jika tetap mengalami cemas atau gelisah yang berlebihan, dianjurkan menghubungi orang-orang terdekat atau orang yang dipercayai dengan tetap menjaga jarak, yaitu melalui telepon ataupun media sosial.

Disampaikan juga, stres, pikiran yang terganggu atau perasaan yang tidak nyaman, bisa menimbulkan gejala-gejala fisik yang disebut dengan psikosomatik, seperti merasa lemas, mudah lelah ataupun badan terasa pegal, mual ataupun muntah.

Apabila gejala psikosomatik ini bertahan dan tidak bisa diatasi bisa mengakibatkan gangguan jiwa. "Oleh karena itu, kita harus tetap selalu merasa nyaman dan menghilangkan pikiran-pikiran yang bisa mengganggu yang akan menyebabkan psikosomatik,” ujarnya.

Dessy pun memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan jiwa pada saat ini. Di antaranya mengenai cemas atau khawatir berlebihan harus tetap berpikiran bahwasanya cemas atau khawatir yang berlebihan ini masih dalam batas normal.

Tetap jangan panik dan carilah bantuan dengan berbicara kepada orang terdekat atau yang dipercayai. Kemudian, selama tinggal di rumah, harus tetap menjaga pola hidup yang sehat.

"Tetap mengonsumsi makanan yang bergizi, tidur yang cukup, selalu melakukan olahraga secara teratur ataupun melakukan aktivitas fisik, mungkin tiga sampai lima kali sepekan yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement