Senin 13 Apr 2020 15:34 WIB

Pengamat: Program Belajar di TVRI Hanya Komplementer

Belajar menggunakan internet akan menghabiskan kuota internet siswa

Rep: rizkyan adiyudha/ Red: Hiru Muhammad
Siswa sekolah menengah pertama di Bandung, Rakean Ahmad, mengikuti proses belajar jarak jauh yang ditayangkan Stasiun Televisi Republika Indonesia (TVRI) di Bandung, Senin (13/4). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program Belajar dari Rumah sebagai alternatif belajar di tengah pandemi Covid-19
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Siswa sekolah menengah pertama di Bandung, Rakean Ahmad, mengikuti proses belajar jarak jauh yang ditayangkan Stasiun Televisi Republika Indonesia (TVRI) di Bandung, Senin (13/4). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program Belajar dari Rumah sebagai alternatif belajar di tengah pandemi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pendidikan dari Universitas Widya Mataram Yogyakarta, Profesor Edy Suandi Hamid menyebut bahwa program pembelajaran melalui stasiun televisi TVRI tidak akan berjalan efektif. Menurutnya, metode pengajaran itu hanya bersifat satu arah saha.

"Jadi itu tidak interaktif. Kita pernah melakukan itu pada akhir tahun 80an atau awal 90an melalui TPI, tapi itu sangat bersifat umum," kata Edy Suandi Hamid, Senin (13/4).

Dia mengatakan, program pembelajaran melalui stasiun televisi tidak akan bisa menggantikan proses belajar mengajar di kelas. Kendati, metode tersebut dapat digunakan dalam situasi darurat sepersi saat in namun hanya bersifat komplementer.

Terlebih untuk daerah yang memang belum memiliki infrastruktur dan jaringan teknologi komunikasi dan informasi yang memadai. Dalam perkara itu TVRI akan menjadi alternatif terbaik mengingat stasiun televisi plat merah itu sudah memiliki jaringan yang tersebar secara nasional hingga ke kawasan satelit.