Senin 13 Apr 2020 16:10 WIB

Hampir Seluruh SMP di Yogyakarta Gelar Tes Daring

Sekolah disebut memiliki kebebasan menentukan sistem tes yang digelar.

Pelajar menyimak paparan guru saat proses belajar mengajar secara daring di rumahnya. Ilustrasi
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Pelajar menyimak paparan guru saat proses belajar mengajar secara daring di rumahnya. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta mengatakan sebagian besar SMP di kota tersebut, baik negeri maupun swasta, memilih menggelar tes daring bagi siswa kelas 9 selama satu pekan ini. Hasilnya sebagai bagian dalam penilaian kelulusan siswa.

“Hampir seluruh SMP menyelenggarakan ujian online yang kemudian kami sebut tes daring. Hanya ada beberapa sekolah saja yang tidak menyelenggarakannya karena memang tidak menjadi kewajiban,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Budhi Asrori di Yogyakarta, Senin (13/4).

Dia mengatakan setiap sekolah yang menyelenggarakan tes daring dapat memilih metode penyelenggaraan ujian yang disesuaikan dengan situasi di setiap sekolah.

“Kami tidak memaksakan sekolah untuk menggunakan satu aplikasi tertentu. Sekolah memiliki kebebasan untuk menentukan aplikasi atau sistem tes yang digelar karena kondisi di masing-masing sekolah tidak sama,” katanya.

Sekolah, lanjut dia, juga bisa melengkapi metode tes daring tersebut dengan sistem manual jika terjadi kendala dalam pelaksanaannya, misalnya gangguan jaringan internet sehingga tidak memungkinkan siswa untuk menyerahkan jawaban ujian tepat waktu.

“Yang pasti, tes daring ini bukan menjadi satu-satunya penentu kelulusan bagi siswa kelas 9. Ada berbagai penilaian lain yang juga harus menjadi bahan pertimbangan, seperti nilai rapor dari semester satu sampai lima, nilai tugas, serta adab dan budi pekerti siswa di sekolah,” katanya.

Untuk kegiatan belajar jarak jauh yang sudah diselenggarakan selama hampir empat pekan, Budhi mengatakan, berjalan cukup lancar. “Pada awalnya memang banyak kendala, namun berbagai kendala tersebut bisa diatasi sehingga pelaksanaannya pun berjalan cukup lancar,” katanya.

Materi pembelajaran yang disampaikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui siaran televisi, katanya, bisa dijadikan sebagai pelengkap materi pembelajaran.

“Banyak sekolah yang sudah menjalankan sistem belajar 'online' dengan baik melalui berbagai aplikasi. Materi di televisi bisa sebagai pelengkap,” katanya.

Kepala SMP Negeri 15 Yogyakarta Siti Arina Budiastuti mengatakan ada 11 mata pelajaran yang diujikan melalui tes daring yang digelar dengan aplikasi Google Classroom.

Ujian digelar selama satu pekan, sedangkan soal yang diberikan seluruhnya pilihan ganda dengan waktu pengerjaan 90 menit per mata pelajaran.

“Untuk pelaksanaan hari pertama, ada siswa yang bangun kesiangan. Namun, mereka memperoleh tambahan waktu pengerjaan 30 menit,” katanya.

Pihaknya sudah menekankan kepada siswa untuk mengutamakan kejujuran saat mengerjakan ujian dengan tidak membuka buku atau ‘browsing’ di internet.

Dalam pelaksanaan tes daring tersebut, lanjut dia, wali kelas memantau kehadiran anak dengan menelepon orang tua dan saat anak mengerjakan soal, maka langsung terhubung dengan aplikasi kehadiran yang sudah dibuat secara khusus oleh tim dari sekolah.

Apabila siswa mengalami kendala tidak bisa mengirim jawaban secara daring, maka orang tua bisa mengirimkan jawaban soal secara manual ke sekolah atau siswa diberi kesempatan mengikuti ujian susulan.

“Nantinya, untuk kelulusan kami akan mengambil rerata nilai ujian praktik, nilai rapor semester satu sampai lima, nilai portofolio, nilai tes daring dan nilai sikap dan budi pekerti yang minimal harus memperoleh nilai baik,” katanya

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement