Senin 13 Apr 2020 16:44 WIB

Cara Unik Toko-Toko di Jepang Terapkan Jaga Jarak Sosial

Sejumlah toko di Jepang menggantung lembaran plastik pembatas pelanggan dan kasir.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Salah satu toko roti di Jepang
Foto: Japantimes
Salah satu toko roti di Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Sejumlah toko di Jepang saat ini menerapkan pendekatan terbaru dari social distancing (menjaga jarak sosial) untuk membantu mencegah penyebaran virus corona jenis baru (Covid-19) di negara. Salah satu cara yang kini dilakukan adalah menggantung lembaran plastik di langit-langit ruangan untuk memberikan penghalang antara pelanggan dan staf di kasir. 

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah menyatakan keadaan darurat yang diberlakukan di Ibu Kota Tokyo serta enam prefektur di negara tersebut sejak pekan lalu sebagai upaya lebih lanjut mengendalikan wabah. Banyak pertokoan dan bisnis yang dianggap tidak penting telah ditutup, tetapi toko-toko seperti swalayan dan apotek tetap dibuka. 

Baca Juga

Dilansir the Strait Times, terdapat sekitar 58 ribu toko serbaada di seluruh Jepang. Sebagian besar dari toko-toko ini pun dibuka selama 24 jam, dengan produk-produk yang dijual mencakup makanan siap saji hingga minuman. Selain itu, layanan pengiriman paket dan pembayaran tagihan juga tersedia di sana. 

"Saya sebenarnya merasa lebih aman," kata Isao Otsuka, seorang pemilik restoran berusia 53 tahun yang berbelanja di salah satu dari sekitar 150 toko 7-Eleven di Tokyo yang telah memasang tirai plastik transparan.

Pemilik 7-Eleven, Seven & i Holdings, telah meminta pekerja toko untuk mengenakan masker, memeriksa suhu mereka, sering mencuci tangan, dan mensterilkan permukaan. Seperti diketahui, virus corona jenis baru dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui tetesan cairan dari hidung atau mulut serta melalui batuk atau bersin. 

Sejumlah ilmuwan juga mengatakan virus dapat tetap menular dalam tetesan di udara selama berjam-jam dan di permukaan selama berhari-hari. Sejauh ini, Jepang mencatat 7.411 kasus Covid-19 dan 138 kematian hingga Senin (13/4). Sebanyak lebih dari 2.000 kasus dilaporkan berasal dari Tokyo, dengan jumlah meningkat secara tajam sejak akhir Maret. 

Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, China, pada Desember 2019. Sejak saat itu, virus terus menyebar secara global ke berbagai negara lainnya di dunia. 

Berdasarkan data Worldometers, jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia hingga Senin (13/4) pagi sebanyak 1.857.354 dan terdapat 114.367 kematian. Sementara itu, total pasien yang dinyatakan pulih dari infeksi virus tersebut saat ini telah mencapai 428.735. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement