REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kasus positif Covid-19 di Kota Sukabumi bertambah sebanyak 5 orang. Sehingga kini tercatat 8 kasus positif Covid-19 di Kota Sukabumi.
Hal ini disampaikan Wali Kota Sukabumi sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Sukabumi Achmad Fahmi di pusat informasi dan koordinasi Covid-19.
''Pada Minggu (12/4) sore kemarin mendapatkan informasi hasil swab yang diakukan dan sudah diperiksa labkesda provinsi bertambah jumlah pasien positif Covid-19 sebanyak lima orang,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.
Sehingga dari jumlah sebelumnya 3 orang, kini bertambah 5 menjadi total 8 pasien positif Covid-19 berdasarkan hasil swab. Kesemuanya berkaitan erat dengan insitusi negara di wilayah Kota Sukabumi.
Data ini kata Fahmi, hasil dua periode pada 2 April sebanyak 16 orang yang diswab hasilnya dua positif dan dua negatif. Selanjutnya pada 6 April jumlahnya 12 orang yang di-swab hasilnya 5 positif
Kondisi 5 pasien baru masih dirawat di salah satu di rumah sakit dalam kondisi sehat dan diisolasi. Sementara itu satu pasien pertama Covid-19 belum diperbolehkan pulang menunggu hasil swab terakhir apakah masih positif atau negatif.
Penambahan kasus ini ungkap Fahmi, terjadi di satu kawasan tidak menyebar ke wilayah lainnya karena tersentralisasi di satu wilayah. Di mana dilakukan pengetatan di wilayah tersebut dan mudah-mudahan tidak terjadi transmisi lokal karena dilokalisir di wilayah itu.
Di sisi lain ungkap Fahmi, terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih dikonsultasikan ke gubernur. Sebab masih ada di satu wilayah dan diminta menguatkan di wilayah belum terjadi transmisi lokal.
Wali kota menerangkan, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih pengawasan sebanyak 4 orang dan selesai pengawasan 17 orang. Sementara orang dalam pemantauan (ODP) yang masih dipantau sebanyak 37 orang dan yang selesai sebanyak 167 orang.
''Masyarakat dalam keadaan tenang dan tidak panik penanganan kolaborasi bisa dilakukan bersama antara pemda dengan seluruh elemen,'' imbuh Fahmi. Sehingga upaya penanganan bisa dilakukan secara maksimal.